Ledakan di Pamulang
Bukan Ledakan Biasa di Pamulang, Kesaksian Sosok Ini Ungkap Hal Mencurigakan, Korban Bereaksi Aneh
Suasana tenang warga Pamulang, mendadak berubah menjadi mencekam usai adanya peristiwa ledakan. Korban menunjukan gejala yang aneh.
Ringkasan Berita
- Ledakan Misterius Guncang Pamulang: Ledakan terjadi pada Jumat subuh (12/9/2025) di Jalan Talas II, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangsel. Suara dentuman keras membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah. Rumah hancur, belasan rumah rusak, dan tujuh orang terluka, termasuk balita dan ibu hamil.
- Ada Benda Jatuh dan Suara Aneh Sebelum Ledakan: Beberapa warga, termasuk Nafsiah dan Mahmud, mengaku mendengar suara seperti benda jatuh dan suara "geruduk-geruduk" sebelum ledakan. Ada dugaan benda misterius sempat berjalan di atap rumah. Warga juga melihat batu-batu terpental dan abu menutupi area sekitar setelah ledakan.
- Korban Alami Luka Bakar Serius: Korban luka bakar berat dirawat di RS Hermina dan RS UIN. Seorang pria bernama Agus mengalami luka bakar 99 persen, sementara anaknya Rizky 80 persen
TRIBUNJAKARTA.COM - Suasana tenang warga Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), mendadak berubah menjadi mencekam usai adanya peristiwa ledakan pada Jumat (12/9/2025) subuh.
Ledakan misterius itu terjadi di Jalan Talas II, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.
Suara ledakan yang keras terdengar memecah langit, membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah.
Namun, insiden ini ternyata bukan sekadar ledakan biasa, terdapat sejumlah keanehan pada saat peristiwa hingga setelah terjadinya ledakan.

Seorang warga bernama Nafsiah (48) menceritakan bahwa rumahnya juga terdampak ledakan.
Sesaat sebelum terjadi ledakan, ia mengatakan bahwa ada seperti benda jatuh di kamarnya.
Benda tersebut terdengar seperti berjalan di plafon rumahnya lalu tiba-tiba meledak.
"Ada kaya benda jatuh, suaranya besar sekali, gak kecil, bedug gitu. Gak lama kaya kucing berantem, gimana sih kucing berantem, geruduk geruduk geruduk, dur, gitu,"
"Ledakannya di rumah depan," ujar Nafsiah kepada TribunJakarta.com di lokasi.
Ia mengatakan bahwa saat kejadian, ia tengah berada di kamar bersama suaminya.
"Benda jatuh itu di kamar saya, pas di kamar saya,"
"Saya langsung keluar, suami saya kaget, manggil anaknya, anak saya gak apa apa, terus berantakan gini, di mana kejadiannya, ternyata di depan," lanjut Nafsiah.
Ia pun langsung keluar rumah setelah mendengar ledakan tersebut dan melihat rumah-rumah tetangganya juga rusak.
Nafsiah juga melihat tetangganya terluka parah.
"Korban berdarah-darah, yang luka parah ada empat," ujarnya.

Ia juga merasa aneh dan penasaran dengan benda apa yang jatuh di rumahnya tersebut.
"Saya mah gak ngerti tuh,"
"Kalau gas bocor masa datengnya dari rumah saya dulu sih."
"Pokoknya kaya ada benda jatuh, kaya jalan, di atas genting. Makanya gentingnya pada rusak kan," tambahnya.
Sementara itu, warga lainnya, Mahmud (64) menceritakan bahwa setelah terjadi ledakan, ada batu-batu yang terpental.
"Meledak kencang banget. Batu-batu pada mental tuh," kata Mahmud di kediamannya, Jumat siang.
Setelah ledakan, rumahnya tertutup abu lalu Mahmud dan keluarganya langsung menyelamatkan diri.
"Kondisi gelap habis itu, karena abunya kan. Untungnya sudah bangun semua," ujar dia.
Mahmud juga mengatakan bahwa ia tak mengetahui penyebab pasti ledakan tersebut.
Ia bersama warga lainnya masih menduga-duga apa penyebab ledakan tersebut.
"Tadi kata orang-orang kayak meteor. Cuma nggak tahu juga saya, belum ketahuan karena apa (ledakan)," ungkap Mahmud.
Reaksi Korban
Di sisi lain, salah satu korban yang terkena dampak ledakan justru menunjukkan reaksi aneh.
Masturo, Ketua RT 3 RW 1, mengatakan korban dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka-luka.
"Yang paling parah Agus, sama istrinya Rini. Anaknya Rizki sama balita anaknya, Intan," kata Masturo di lokasi.
"Emi ibu hamil, terus Nia sekitar 58 tahunan sama mertuanya, Taslimah sekitar 70 tahunan," lanjutnya.

Suami istri bernama Agus dan Rini usia paruh baya.
Sedangkan putranya sekitar 19 tahun dan putrinya masih balita.
Mayoritas para korban dilarikan ke Rumah Sakit Hermina.
Hanya balita Intan dibawa ke RS UIN Jakarta.
Istri Masturo, Ayati Mandasari yang membawa para korban ke rumah sakit.
Ia mengatakan korban rata-rata menderita luka bakar.
Yang paling parah Agus dan putranya, Rizky.
"Agus itu 99 persen, jadi dia itu hampir semua alat sudah dipasang."
"Dokter menyarankan dia gak boleh banyak gerak, gak boleh banyak bicara, karena napas saja sudah susah," kata Ayati kepada TribunJakarta.
"Kalau Iki (Rizky) parah juga, sekitar 80 persen (luka bakar)," tambahnya.
Ayati mengatakan karena luka bakar yang parah, Agus dan Rizky sampai menggigil kedinginan.
"Luka bakar tapi menggigil," kata Ayati.
Ayati bahkan sampai harus pulang untuk mengambil selimut karena di IGD RS Hermina tidak disediakan selimut.
"Mpok sampai pulang ngambil selimut dari rumah."
"Jadi di sana itu ga nyediain selimut sebelum masuk kamar," kata dia.
Ayati mengatakan dokter sudah mengambil sampel darah dari para korban namun hasilnya belum diketahui.
"Dokter bilang ini hasilnya kan belum ada ya Bu, ibu daftar aja dulu. Ya Mpok daftar, akhirnya pakai nama Mpok semuanya," jelasnya.
Keadaan di Lokasi
Pantauan di lokasi, plafon kamar dan ruang depan kamar Nafsiah terlihat turun dan hampir ambruk.
"Ini saja sudah hampir mau (ambruk) sudah turun," kata Nafsiah.
Kini, rumah warga yang terdampak ledakan pun telah dipasangi garis polisi.
Pihak kepolisian juga bersiaga untuk mengamankan tempat kejadian perkara (TKP).
Diketahui, lokasi ledakan ini berada di wilayah Pondok Cabe Ilir, Tangsel.
Pondok Cabe Ilir ini merupakan wilayah tempat Bandara Pondok Cabe berdiri dan bersebelahan langsung dengan Cinere, Kota Depok, Jawa Barat.
Ledakan yang terjadi pada 05.20 WIB tersebut menyebabkan tiga rumah hancur dan belasan rumah di sekitarnya alami kerusakan.
Tujuh orang luka-luka dalam kejadian ini, termasuk balita dan ibu hamil.
Tiga korban dirawat intensif di rumah sakit dan empat orang lainnya rawat jalan.
Brimob tiba di lokasi
Puluhan anggota Tim Gegana Brimob Polri tiba di lokasi ledakan Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (12/9/2025) siang.
Gegana Brimob merupakan detasemen khusus dalam Korps Brigade Mobil (Brimob) Polri yang memiliki kemampuan taktis untuk penjinakan bom, kontra-terorisme, intelijen, penyelamatan sandera, serta penanganan ancaman KBR (Kimia, Biologi, dan Radiologi).
Puluhan Tim Gegana tersebut memakai pakaian pelindung berwarna hitam yang sangat identik dengan seragam pasukan khusus.
Begitu tiba di lokasi, mereka tersebut terlihat mengamankan sejumlah rumah yang rusak parah karena ledakan.
Warga dilarang mendekat.
(TribunJakarta)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.
Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.