Viral di Media Sosial

Pilu Lansia Tunanetra Jualan Majalah di Stasiun Depok Sering Sepi, Sosok Penolong Datang Beri Rezeki

Kisah lansia tunanetra bernama Firman (64) berjualan majalan Bobo di Stasiun Depok viral di medsos. Sosok penolong datang beri rezeki.

Akun Instagram @donnyra
PENJUAL MAJALAH - Kisah lansia tunanetra bernama Firman (64) berjualan majalan Bobo di Stasiun Depok viral di media sosial. Sosok penolong datang beri rezeki. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kisah lansia tunanetra bernama Firman (64) berjualan majalan Bobo di Stasiun Depok viral di media sosial.

Firman berjualan majalah Bobo, koran, buku mewarnai serta buku Teka-teki Silang (TTS) sambil berdiri di Stasiun Depok menjadi perhatian konten kreator Donny Ramadhan.

Pertemuan Donny Ramadhan bertemu Firman menjadi viral di media sosial.

Awalnya, Firman tampak menjajakan dagangannya di pintu keluar Stasiun Depok.

"Di stasiun Depok ada bapak penjual majalah dan koran dengan kondisi mata buta," tulis caption akun instagram dikutip, Minggu (19/10/2025).

"Pak, jualan apa?" tanya Donny Ramadhan.

Firman pun menuturkan dirinya menjual majalah Bobo dan buku mewarnai yang dijual seharga Rp 18 ribu.

Firman yang akrab disapa Anen itu lalu diajak Donny untuk makan bersama.

Donny lalu mengobrol dengan Anen. Anen mengaku kelahiran tahun 1961.

Ia berjualan majalah sejak 1981. 

"Bapak, anaknya kemana, pak?" tanya Donny.

"Ada di rumah," jawab Anen.

"kenapa bukan anak bapak yang kerja?" tanya Donny lagi.

"Masih sekolah," kata Anen.

Disela-sela mengobrol, seorang pria yang disapa Bang Tato memberikan tisu kepada Anen untuk mengusap matanya.

Bang Tato mengaku rekan Anen yang membantunya beraktivitas jualan di Stasiun Depok.

Mata Anen kerap berair. Anen lalu bercerita jualan koran kerap tidak laku.

Terlebih, kata Anen, korban tidak bisa dibalikkan bila tak laku dijual.

"Sering di rumah tuh kemarin banyak banget koran karena ga bisa dibalikin, yang penting kita maunya berangkat kerja. Alhamdulillah ada aja gitu," imbuh Anen.

Bang Tato lalu menceritakan Anen beristirahat saat maghrib. 

Anen lalu menjalankan ibadah salat kemudian berjualan kembali hingga pukul 20.00 WIB setiap hari kecuali Sabtu-Minggu.

Donny lalu bertanya apakah majalahnya boleh diborong.

Anen bercerita pernah mendapatkan sumbangan dari gereja sebesar Rp 500 ribu.

Ia lalu mengatakan dagangannya saat ini seluruhnya Rp 371 ribu.

Donny lalu menyerahkan uang sebesar Rp 1 juta.

"Ini ada sedikit rezeki pak. Ada Rp 1 juta bapak pegang tambah-tambah dari dokter Richard Lee," kata Donny.

Postingan Donny Ramadhan itu banyak dikomentari warganet. Satu diantaranya berbicara mengenai sosok Anen.

Sitimuza****hnnyI: ni biasa jualan koran dikwitang. Namanya bang anen kalo dipangil. Tp nama aslinya gatau siapa dia sering bgtt ngbrl sm emak sy. Belum lama mak saya sering ngmngin dia. Si anen uda ga prnh jualan koran lg lewat depan rumah. Yallahh bapakk sehat selalu yaa. Video ini bakal aku kasih tau mamak ku. Dia kgn bgt sm temen lama nyaa pasti mak ku seneng bgttt liatnya. Makasih yaa bang udah bantuu.

Profil Richard Lee

RICHARD LEE - Profil dokter Richard Lee lahir di Medan pada tanggal 11 Oktober 1985.
RICHARD LEE - Profil dokter Richard Lee lahir di Medan pada tanggal 11 Oktober 1985. (YouTube/ dr Richard Lee)

Richard Lee lahir di Medan pada tanggal 11 Oktober 1985.

Ia diketahui telah menikah dengan seorang dokter bernama Reni Effendi pada tahun 2012.

Mereka telah dikaruniai tiga orang anak yang bernama Jacob Bryan Lee, James Kenneth Lee, dan Kenzo Sebastian Lee.

Richard Lee mengaku berasal dari keluarga yang kurang mampu dan tinggal di lantai paling atas sebuah rumah susun.

Meski demikian, orang tuanya selalu mengusahakan agar Richard Lee bisa menempuh pendidikan di sekolah terbaik.

Kedua orang tuanya bahkan tak jarang harus menghadap yayasan dan pinjam uang untuk meringankan biaya sekolahnya.

"Celakanya lagi saya bukan orang pintar, jadi sudah miskin, bodoh pula. Saya masih ingat pas SMP saya rangking 28 dari 32 siswa, jadi rangking 4 dari bawah," kata Richard Lee dikutip dari Tribunnews.com.

Richard Lee mengawali jenjang pendidikannya di SD Xaverius 4 Palembang pada 1994.

Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di SMP Xaverius 1.

Di tahun 2000, Richard Lee mengenyam pendidikan di bangku sekolah SMA Xaverius 1.

Pada masa itu, ia menemukan teman akrab yang dapat membuatnya sukses meraih sejumlah prestasi, seperti menjadi wakil dari sekolah untuk mengikuti beberapa perlombaan.

"Setelah saya review, hal itu butuh satu kata, yaitu niat. Ketika saya punya niat, semua akan lebih mudah," kata Richard Lee.

Saat duduk di kelas 3 SMA, ia bercita-cita untuk menjadi seorang dokter.

Usai lulus SMA, Richard Lee berhasil melanjutkan pendidikannya di bidang Kedokteran di Universitas Sriwijaya pada 2003.

Setelah menyelesaikan studi S1, ia kemudian menempuh pendidikan Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS) di Universitas Respati Indonesia.

Tak hanya itu, Richard Lee juga berhasil menyelesaikan pendidikannya di Academy of Aesthetic Medicine (2017) dan Atlantic International University (2020–2021).

Karier

Richard Lee mengawali kariernya sebagai dokter umum di perusahaan ternama yaitu Sinarmas Group.

Usai mengabdi menjadi dokter di perusahaan tersebut, ia memutuskan untuk membuat klinik kecantikan bernama Klinik Athena di Palembang.

Kini, klinik kecantikan yang ia dirikan itu telah memiliki sejumlah cabang di seluruh Indonesia.

Richard Lee pun kemudian merambah ke YouTube.

Ia mulai aktif menjadi YouTuber pada tahun 2018. Kontennya pun berisi edukasi tentang produk skincare dan juga kecantikan.

Berita Terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved