Sisi Lain Metropolitan

Dokter Aditya di Jaktim Pasang Tarif Klinik Seikhlasnya Hingga Bayar Pakai Doa

Banyaknya warga yang kesulitan mengakses layanan kesehatan membuat dr. Sukma Aditya Putra, MKM, CHt, CI membuka klinik dengan bayaran seikhlasnya.

|
Penulis: Bima Putra | Editor: Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
dr. Sukma Aditya Putra saat memberi keterangan di Klinik Aditya Medika, Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (2/11/2025). TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA 

Meski saat menjalankan klinik dr. Aditya dibantu sang adik yang juga merupakan seorang dokter, tapi tak mudah baginya untuk membagi waktu antara tugas dan Klinik Aditya Medika.

"Dulu sekali masih saya sendiri. Tapi akhirnya mulai menambah pegawai, dari dokter, perawat, farmasi, admin, dan lain-lain. Sehingga pelayanan kesehatan lebih maksimal," lanjut dr. Aditya.

Hingga kini tercatat ada empat orang dokter, dua perawat, dua petugas farmasi, dua petugas administrasi, dan satu orang cleaning service yang bertugas di Klinik Aditya Medika.

Seluruh pegawai memperoleh gaji kecuali dr. Aditya, mereka yang setiap harinya membantu pelayanan pasien selama jam operasional Klinik Aditya Medika para pukul 06.00-22.00 WIB.

Rata-rata per harinya 60-100 warga datang untuk mendapat pelayanan kesehatan atas kondisi di Klinik Aditya Medika, jumlahnya cenderung meningkat dibandingkan saat awal klinik didirikan.

"Mereka yang tidak memiliki uang silakan datang ke sini. Walaupun klinik sosial kita berusaha untuk pelayanan tetap bintang lima, obat yang terbaik, keramahan pelayanan terbaik," sambung dia.

Layanan diberikan meliputi pemeriksaan kesehatan umum dewasa maupun anak-anak, pelayanan gawat darurat, konsultasi obat, tindakan bedah minor, cek gula darah, kolesterol, dan asam urat.

Kemudian sunat dengan metode terbaru, fisioterapi (inhalasi nebulizer), rapid test antigen, thibbun nabawi, perawatan luka, pelayanan KIA/KB, hipnoterapi, dan keluhan medis lainnya.

Perbedaannya pada Klinik Aditya Medika, usai pasien mendapat penanganan dan obat mereka dapat membayar seikhlasnya dengan cara memasukkan uang ke sebuah kotak di meja kasir.

Bahkan pelayanan pasien dhuafa yang tidak memiliki uang di Klinik Aditya Medika digratiskan, mereka diperbolehkan membayar dengan cara memanjatkan doa tulus.

Hal ini berlaku tanpa membedakan apakah warga tersebut warga Jakarta ataupun luar DKI, sehingga tidak layanan di Klinik Aditya Medika tidak terbatas pada domisili pasien tertentu.

"Beberapa pasien itu benar-benar enggak punya uang. Saya bilang enggak apa, bahkan ada yang inisiatif bayar pakai doa. Mereka mendoakan kita, nah itu doa-doa yang tulus," kata Aditya.

Aditya mengatakan selama membuka pelayanan di Klinik Aditya Medika cukup banyak melayani pasien dari masyarakat tidak memiliki kemampuan ekonomi untuk mengakses layanan kesehatan.

Dia mencontohkan pasien yang sehari-harinya bekerja sebagai pemulung, atau pun penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) datang ke Klinik Aditya Medika untuk berobat.

Letak Klinik Aditya Medika yang berada di tepi jalan, spanduk serta baliho di depan klinik bertuliskan bahwa menyediakan pelayanan kesehatan gratis dan sukarela membuat mereka datang.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved