Waspada Banjir Rob: Daftar 12 Wilayah Pesisir Jakarta Siaga 3-11 November 2025
Waspada banjir rob melanda pesisir Jakarta pada 3-11 November 2025. Berikut 12 wilayah pesisir Jakarta yang masuk zona rawan.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAARTA.COM, GAMBIR - Warga pesisir Jakarta diminta meningkatkan kewaspadaan adanya potensi banjir rob periode 3 November hingga 11 November 2025.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebut, fenomena fase perigee dan bulan purnama menjadi pemicu naiknya ketinggian muka laut maksimum yang menambah risiko rob di Pantai Utara Jakarta.
Dari hasil pemetaan, total ada 12 wilayah pesisir Jakarta yang masuk zona rawan.
Berikut rinciannya:
- Kamal Muara
- Kapuk Muara
- Penjaringan
- Pluit
- Ancol
- Kamal
- Marunda
- Cilincing
- Kalibaru
- Muara Angke
- Tanjung Priok
- Kepulauan Seribu
Pemprov Pantau Kondisi
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan akan terus memantau kondisi pasang surut dan melakukan mitigasi, termasuk penguatan tanggul dan sistem drainase di kawasan rawan.
Langkah cepat ini penting agar genangan air laut tidak menghambat aktivitas masyarakat dan merusak infrastruktur pesisir.
Masyarakat diimbau waspada terhadap potensi genangan dan apabila mengalami kondisi darurat bisa menghubungi layanan Jakarta Siaga di nomor telepon 112.
Layanan ini beroperasi 24 jam dan bebas biaya.
Pengertian Banjir Rob
Dikutip dari Kompas.com, banjir rob adalah fenomena banjir yang terjadi akibat naiknya permukaan air laut ke daratan selama pasang.
Fenomena ini umumnya terjadi di wilayah pesisir yang memiliki permukaan tanah rendah, seperti Jakarta Utara, Semarang, dan beberapa kawasan pesisir di Indonesia lainnya.
Dilansir dari buku Abrasi (2023) karya Santi Kurniasih, rob adalah banjir yang terjadi karena naiknya permukaan air laut.
Rob yang menggenangi daratan dapat terjadi karena tingginya air laut pasang (high water level).
Masalah rob di Indonesia sudah cukup lama dan semakin parah karena adanya penurunan muka tanah serta muka air laut yang tinggi akibat pemanasan suhu Bumi.
Terjadinya banjir rob karena tarikan bulan dan matahari menjadi jauh lebih besar dibandingkan pada saat Bulan, Bumi, dan Matahari berada satu garis atau pada saat bulan purnama atau bulan baru.
Secara umum, istilah "banjir rob" tidak memiliki kepanjangan resmi yang baku. Kata "rob" berasal dari istilah tradisional yang digunakan untuk menggambarkan banjir akibat air pasang laut yang meluap ke daratan.
Dalam beberapa konteks, istilah ini mungkin dianggap sebagai bentuk lokal atau budaya untuk menyebut fenomena tersebut tanpa merujuk pada akronim tertentu.
Penyebab Banjir Rob
Ada beberapa faktor penyebab banjir rob, di antaranya:
1. Pemanasan global
Pemanasan global menjadi salah satu penyebab utama terjadinya banjir rob.
Pemanasan global menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata dunia. Hal ini memengaruhi es yang ada di kedua kutub Bumi.
Semakin lama, es yang ada di Kutub Utara dan Kutub Selatan mencair dalam jumlah yang banyak sehingga menyebabkan volume air laut meningkat.
Naiknya permukaan air laut menimbulkan air laut pasang dan menyebabkan banjir rob yang terjadi di kawasan pesisir.
2. Pemanfaatan air tanah secara berlebihan
Air tanah yang digunakan secara berlebihan dapat menjadi penyebab terjadinya banjir rob. Ada hubungan yang signifikan antara pemanfaatan air tanah secara berlebihan dengan terjadinya banjir rob.
Pemanfaatan air tanah berlebih menyebabkan penurunan permukaan tanah.
3. Pembabatan hutan mangrove
Manfaat hutan mangrove salah satunya untuk menghindari terjadinya banjir rob.
Hutan mangrove berfungsi menahan air pada saat terjadinya gelombang pasang yang datang tiba-tiba.
Jika hutan mangrove dibabat habis, maka banjir rob tidak bisa dihalangi.
4. Penurunan permukaan tanah
Jika permukaan tanah mengalami penurunan, daerah pesisir akan mengalami banjir rob.
Semakin turun permukaan tanah, daerah pesisir akan makin berada di bawah permukaan laut. Hal ini menyebabkan sering terjadinya banjir rob.
5. Membuang sampah di sungai
Semakin banyak sampah yang dibuang ke sungai, makin dangkal sungai tersebut. Jika sungai dangkal, debit air sungai akan berkurang.
Saat air laut pasang dan meluap ke daratan, sungai tidak mampu menampung air laut. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya banjir rob.
Cara mengatasi banjir rob
Berikut cara mengatasi banjir rob, di antaranya:
- Pembangunan infrastruktur tanggul laut
Dikutip dari buku Introduction to Coastal Engineering and Management (2000) karya J. William Kamphuis, salah satu solusi paling efektif untuk mengatasi banjir rob adalah membangun tanggul laut.
Tanggul ini berfungsi sebagai penghalang fisik yang melindungi daratan dari pasang air laut.
Contohnya seperti tanggul laut raksasa (giant sea wall) yang akan dibangun di Jakarta, menjadi salah satu upaya besar untuk mengatasi dampak banjir rob.
- Pemulihan dan pengelolaan hutan mangrove
Hutan mangrove memainkan peran penting dalam menahan gelombang pasang dan mencegah erosi.
Mangrove berfungsi sebagai pelindung alami yang dapat meredam energi gelombang sebelum mencapai daratan.
Beberapa langkah yang diperlukan seperti rehabilitasi kawasan mangrove yang rusak dan penghentian alih fungsi lahan pesisir untuk pembangunan.
- Pengelolaan tata ruang wilayah pesisir
Dilansir dari buku Pembangunan dan Bencana di Wilayah Pesisir (2015) karya Sugeng Harianto, pentingnya tata ruang pesisir yang terencana.
Daerah dengan ketinggian rendah perlu dilindungi melalui perencanaan zonasi yang tidak memperbolehkan aktivitas pembangunan besar di area rentan banjir rob.
Hal yang bisa dilakukan seperti relokasi permukiman dari daerah rawan banjir rob dan pembangunan drainase yang dirancang untuk menghadapi kenaikan air laut.
Pengurangan eksploitasi air tanah
Dalam wilayah seperti Jakarta, banjir rob diperparah oleh penurunan muka tanah akibat penggunaan air tanah yang berlebihan.
Salah satu solusi adalah mengurangi eksploitasi air tanah. Beberapa langkahnya seperti penyediaan sistem air bersih yang lebih baik untuk mengurangi ketergantungan pada air tanah.
Selain itu, juga penguatan peraturan terkait pengambilan air tanah di kawasan pesisir.
- Adaptasi terhadap perubahan iklim
Banjir rob tidak bisa dilepaskan dari pengaruh perubahan iklim global. Adaptasi terhadap kenaikan permukaan laut harus menjadi fokus utama. Contoh adaptasinya adalah peningkatan kesadaran masyarakat tentang risiko banjir rob dan pembangunan rumah tahan banjir di daerah pesisir.
Berita Terkait
- Baca juga: Ancaman Banjir Rob Mengintai Jakarta, DAFTAR 12 Wilayah Pesisir Terancam Terendam hingga 4 September
- Baca juga: Jumat Berkah, 234 SC Bantu Renovasi Musala di Muara Baru Jakut yang Jadi Wilayah Rawan Banjir Rob
- Baca juga: 12 Wilayah di Jakarta Waspada Banjir Rob hingga 29 Juni, Ini Daftarnya!
Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/Banjir-rob-kembali-merendam-kawasan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.