Subsidi Transportasi Dipotong, Kenaikan Tarif Transjakarta Tunggu Waktu yang Tepat
Anggota Komisi B DPRD Jakarta, Muhammad Taufik Zoelkifli memperkirakan, tarif moda angkutan umum Transjakarta bakal mengalami kenaikan.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik Zoelkifli memperkirakan, tarif moda angkutan umum Transjakarta bakal mengalami kenaikan.
Kenaikan tarif lanjut dia, tinggal menunggu waktu yang tepat dengan diikuti kajian mendalam dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Kelihatannya akan naik, gubernur sedang menunggu saat yang tepat, kita juga lihat dulu kajian ability to pay, kemampuan bayar masyarakat, dan willingnes to pay, kemauan, jadi kalau kajiannya udah lengkap, baru kita naikkan," kata pria yang akrab disapa MTZ, Selasa (4/11/2025).
Berdasarkan hasil pembahasan Rancangan APBD 2026, subsidi transportasi dipotong sebagai respons penyesuaian pemangkasan Dana Bagi Hasil (DBH) pemerintah pusat.
APBD DKI Jakarta 2026 sebelumnya dirancang sebesar Rp95,3 Triliun, kebijakan DBH dipangkas membuat angkanya turun menjadi Rp81,2 Triliun.
Angka Rp81,2 Triliun ini merupakan hasil penyesuaian, beberapa pos anggaran dipangkas demi terpenuhinya program penting lain di Jakarta.
"Dibuat satu penyesuaian dengan kertas kerja dari eksekutif, dari TAPD, tim anggaran pemerintah daerah," kata MTZ.
Komisi B yang bermitra dengan Transjakarta, MRT dan LRT Jakarta memastikan, subsidi untuk ketiga moda transportasi itu dipangkas.
Misalnya Transjakarta, dari APBD sebelumnya menerima subsidi Public Service Obligation (PSO) Rp4 Triliun, di 2026 turun menjadi Rp3,9 Triliun.
"Kita potong untuk kegiatan yang lain, misalnya ketahanan pangan, kemudian kepada UMKM, dan lain-lain," terang MTZ.
Namun MTZ memastikan, sejauh ini pembahasan soal kenaikan tarif Transjakarta belum sampai ke tahap yang lebih jauh.
Untuk itu, tarif Transjakarta sampai saat ini belum berubah masih tetap Rp3.500 per pejalanan.
"Jadi, memang ada pengurangan subsidi, kita geser-geser, tapi tarif Transjakarta tidak naik, belum naik ya," tegas dia.
Tarif Belum Naik
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik Zoelkifli (MTZ) mengatakan, tarif Transjakarta belum naik meski ada pengurangan subsidi transportasi di APBD 2026.
Hal ini dikatakan MTZ saat menghadiri diskusi di Pressroom Balaikota bertajuk Balkoters Talk bertajuk Smart Mobility: Evolusi Transjakarta untuk Jakarta 5 Abad, Selasa (4/11/2025).
Dia menjelaskan, pengurangan atau pemotongan subsidi transportasi ini sebagai bentuk penyesuaian kebijakan dana bagi hasil (DBH) pemerintah pusat yang dipangkas Rp15 Triliun.
"Dibuat satu penyesuaian dengan kertas kerja dari eksekutif, dari TAPD, tim anggaran pemerintah daerah," kata MTZ.
Komisi B yang bermitra dengan Transjakarta, MRT dan LRT Jakarta memastikan, subsidi untuk ketiga moda transportasi itu dipangkas.
Misalnya Transjakarta, dari APBD sebelumnya menerima subsidi Public Service Obligation (PSO) Rp4 Triliun di 2026 turun menjadi Rp3,9 Triliun.
"Kita potong untuk kegiatan yang lain, misalnya ketahanan pangan, kemudian kepada UMKM, dan lain-lain," terang MTZ.
Namun MTZ memastikan, pemotongan subsidi transportasi ini belum sampai membahas terkait kenaikan tarif Transjakarta.
"Jadi, memang ada pengurangan subsidi, kita geser-geser, tapi tarif Transjakarta tidak naik, belum naik ya. Nanti mungkin di tahun depan baru kita nunggu gubernur kapan saat yang tepat untuk menaikkan," tegas dia.
Berita Terkait
Baca juga: PKS Minta Gubernur Pramono Tidak Naikkan Tarif Transjakarta Terlalu Tinggi
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta: Tarif Transjakarta Aman Tahun Ini, Tapi Siap-siap 2026 Bakal Naik!
Baca juga: Subsidi Transportasi Bakal Dipangkas, Pemprov DKI Jakarta: Dialihkan untuk UMKM dan Ketahanan Pangan
Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/Mtz-tengahh.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.