Ledakan di SMAN 72 Jakarta
“Kita Terlambat” Pakar Psikologi Sindir Lemahnya Penanganan Bullying, Tragedi SMAN 72 Cermin Buram
Pakar Psikologi Forensik menyoroti insiden ledakan terjadi di Masjid SMAN 72 Jakarta, ia menyinggung lemahnya penanganan bullying.
Sehingga, terjadilah viktimisasi ketiga.
"Puncak kesengsaraan korban: kekerasan terhadap diri sendiri atau kekerasan terhadap pihak lain."
"Belum sempat kita memberikan pertolongan kepada dia selaku korban, justru hukuman berat yang tampaknya sebentar lagi akan kita timpakan kepada dia sebagai pelaku. Getir, menyedihkan," katanya.
Sosok Pelaku
Sosok pelaku di balik ledakan di SMAN 72 Jakarta, Jumat (7/11/2025), diduga merupakan siswa kelas XII sekolah tersebut.
Hal itu berdasarkan keterangan ZA, siswa kelas XI SMAN 72 kepada TribunJakarta.
Kerap Dibully
ZA mengatakan, terduga pelaku, inisial F, dikenal sebagai sosok yang kerap dibully.
Ia selalu terlihat sendiri, dengan gayanya yang khas memakai jas putih.
"Korban dibully di sekolah, dia selalu sendiri ke mana-mana."
"Terus dia sering pakai jas putih, ya gitu lah," kata ZA.
Motif Balas Dendam
F diduga merakit bom secara mandiri dan diledakkan untuk membalas dendam terhdap para pembullynya.
"Kaya pengin balas dendam ke korban-korbannya, kaya pengi ke pembully tapi malah ke semuanya," kata ZA.
3 Ledakan
ZA juga menjelaskan, ledakan bukan hanya sekali, tapi tiga kali di lokasi berbeda.
"Katanya dia tuh ngerakit bomnya sendiri, terus sudah di-timer-in di tiga daerah, yang pertama di musala, kedua di kantin, ketiga di tempat duduk-duduk anak-anaklah," kata ZA.
ZA sendiri merasakan langsung ledakan yang diduga berasal dari bom rakitan itu.
Ada tiga kali ledakan di lokasi berbeda, berawal dari musala.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.