Ledakan di SMAN 72 Jakarta

KAJ dan Vatikan Serukan Penguatan Iman dan Pengawasan Anak di Era Digital Pasca Ledakan SMAN 72

KAG hingga perwakilan dari Vatikan menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta.

Elga Hikari Putra/TribunJakarta.com
KATEDRAL DAN LEDAKAN SMAN 72 - President Pontifical Commission World Children’s Day, Fr. Enzo Fortunato (kanan) dan Sekretaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta, Romo Vincentius Adi Prasojo di Gereja Katedral Jakarta saat jumpa pers persiapan Hari Anak 2025, Jumat (14/11/2025). 

TRIBUNJAKARTA.COM, SAWAH BESAR - Keuskupan Agung Jakarta (KAG) hingga perwakilan dari Vatikan menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta.

President Pontifical Commission World Children’s Day, Fr. Enzo Fortunato yang merupakan perwakilan dari Vatikan mengajak masyarakat untuk menjadikan insiden di SMAN 72 Jakarta sebagai momen refleksi.

"Saya percaya bahwa ini menjadi refleksi bagi kita bertanya pada diri kita masing masing," ujarnya ditemui di Gereja Katedral Jakarta saat jumpa pers persiapan Hari Anak 2025, Jumat (14/11/2025).

Ia menegaskan seluruh elemen masyarakat terpanggil untuk terus bertindak penuh tanggung jawab, tanpa kehilangan harapan.

“Untuk tidak berhenti dalam bertindak dengan penuh tanggungjawab dan juga dengan harapan,” lanjutnya.

Menurutnya, peristiwa ini harus didengarkan dengan hati yang paling dalam. 

Ia menyebut doa memiliki peran penting dalam memberi kekuatan bagi korban maupun keluarga yang terdampak.

“Kita terpanggil semua dalam mendengarkan dari hati yang paling dalam atas peristiwa ini. Doa membantu kita untuk memahami dan juga mendukung, memperkuat kita orang-orang yang menderita,” kata Fr. Enzo.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta, Romo Vincentius Adi Prasojo juga menyampaikan keprihatinannya atas ledakan di SMAN 72.

“Kita prihatin dan ikut berdoa pada para korban yang menderita karena situasi itu,” ujarnya.

Romo Adi menilai kejadian ini tidak lepas dari dampak negatif media sosial dan internet yang mudah diakses anak-anak tanpa pengawasan.

“Rupanya kita berada dalam satu masyarakat yang sudah bisa melihat salah satu dampak dari media sosial, internet dan segala macam,” ujarnya.

Ia menyebut globalisasi membawa perubahan cepat yang tidak selalu baik bagi tumbuh kembang anak.

“Globalisasi membawa dampak salah satunya kurang baik, ketika itu langsung menuju pada anak-anak kita,” tambahnya.

Karena itu, ia menekankan pentingnya penguatan iman dan dukungan keluarga untuk mengantisipasi berbagai risiko di era digital.

“Penguatan iman keluarga dan masyarakat sangat penting untuk mengantisipasi berbagai hal, terutama situasi berkaitan dengan teknologi dan segala macem,” jelasnya.

Romo Vincentius juga mengutip pesan Paus Leo XIV yang mengingatkan bahaya jika manusia membiarkan dirinya dikendalikan oleh algoritma.

“Paus Leo XIV pernah mengatakan bahwa jangan sampai algoritma AI menentukan hidup kita. Karena yang utama AI digunakan sebagai teknologi untuk kemanusiaan, bukan manusia yang ditentukan oleh algoritma dan AI,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa menjaga anak bukan hanya tugas orangtua, tetapi juga masyarakat, sekolah, dan lingkungan.

“Ini adalah tugas dan panggilan kita orang tua, masyarakat, sekolah, pendidik, dan juga setiap individu untuk menjaga bersama anak-anak kita, keluarga kita,” kata dia.

Berita Terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved