5 Fakta Terbaru Siswa SMP di Tangerang Korban Bully, Kelas Dipasang CCTV Usai Korban Meninggal

Siswa SMPN di Tangerang Selatan, berinisial MH (13) meninggal dunia setelah menjadi korban bullying. Terkuak 5 fakta baru!

Kolase foto dari worldofbuzz.com dan TribunJakarta
DIBULLY SAMPAI MENINGGAL Ilustrasi perundungan berat mengakibatkan kematian - Siswa SMPN di Tangsel, MH (13) meninggal dunia setelah berbulan-bulan menjadi korban pembullyian. Korban meninggal pada Minggu (16/11/2025). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Siswa SMPN di Tangerang Selatan, berinisial MH (13) meninggal dunia setelah menjadi korban bullying.

Temuan terbaru dari pihak sekolah dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel mengungkap detail yang belum pernah disampaikan sebelumnya, termasuk riwayat izin sakit korban, upaya mediasi, serta kondisi psikologis terduga pelaku, R (13), yang kini berada di bawah tekanan. 

Sejak kematian MH pada akhir Oktober 2025, masyarakat menuntut kejelasan terkait dugaan perundungan yang disebut berlangsung sejak masa MPLS. 

Temuan terbaru justru menunjukkan kompleksitas kasus ini dari sisi sekolah maupun keluarga. 

Berikut rangkuman temuan terbaru: 

1. Tujuh kali izin sakit sejak Juli hingga Oktober 

Kepala SMPN Tangsel, Frida Tesalonik, menyebut MH tercatat tujuh kali tidak masuk sekolah sejak awal tahun ajaran baru. 

“Memang menurut informasi dari wali kelasnya, anak ini sering tidak masuk, izin sakit dari semenjak bulan Juli, kurang lebih ada tujuh kali,” ujar Frida saat ditemui di Serpong, Tangsel, Selasa (18/11/2025). 

Absensi tersebut tercatat rapi dan dilaporkan kepada kepolisian, meski belum dipastikan disertai surat keterangan dokter. 

“Tanggalnya sudah ada di situ, sudah tertuang di dalam pelaporan waktu kami wawancara di polres,” kata dia. 

Menurut wali kelas, izin tak masuk disampaikan korban hanya melalui chat. 

"Nanti akan saya tanyakan lagi. Saya tidak mau menjawab sudah ada atau belum,” kata dia. 

2. Tak pernah melapor atau curhat soal bullying 

Frida menegaskan MH tidak menunjukkan tanda-tanda perundungan. 

Selama kegiatan belajar, MH tetap mengikuti pelajaran seperti biasa. 

“Enggak ada. Normal sama sekali. Enggak ada ngobrol sama sekali,” katanya. 

Wali kelas rutin mengecek kondisi psikososial siswa melalui berbagai metode, baik itu secara polling dan catatan manual. 

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved