Motor dan Rumah Rusak Terkena Tembok Roboh, Warga Kota Bambu Utara Minta Ganti Rugi Tak Hanya Materi

Warga RW 02 Kota Bambu Utara, meminta ganti rugi setelah tembok SMP Negeri 130 serta SDN 01 dan SDN 02 roboh dan menimpa motor dan rumah.

TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra
Tembok roboh. Salah satu motor yang tertimbun material tembok sekolah yang roboh di RW 02 Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakbar. TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA PUTRA 

TRIBUNJAKARTA.COM, PALMERAH - Warga RW 02 Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat meminta ganti rugi setelah tembok SMP Negeri 130 serta SDN 01 dan SDN 02 roboh dan menimpa motor dan rumah pada Kamis (20/11/2025) sore 17.30 WIB.

Total ada empat motor dan dua rumah yang rusak akibat terkena material tembok yang roboh.

Menurut Ketua RW 02, Decky Ohei, warga telah menyampaikan tuntutan kepada pihak yang bertanggung jawab, dalam hal ini kontraktor yang tengah mengerjakan proyek renovasi sekolah tersebut.

"Ya, tadi kami sudah ada pertemuan dengan pihak kontraktor dan Dinas Pendidikan, bahwa mereka kan bertanggung jawab atas kerugian," kata Decky ditemui di lokasi kejadian, Jumat (21/11/2025).

Ia berharap, ganti rugi kerugian bukan hanya material, tetapi juga menyangkut psikis mengingat warga trauma saat menyaksikan robohnya tembok yang berbatasan dengan permukiman mereka.

"Kami juga berpesan untuk tidak hanya hitung-hitungan secara angka, tapi ini bicara kemanusiaan, bicara hati.

Jadi supaya warga juga jangan sampai ada masalah ya terkait dengan ganti rugi," ujarnya.

Selain ganti rugi, warga juga meminta beberapa bagian tembok lama di sekitar lokasi yang kondisinya memprihatinkan untuk segera dibongkar agar tak terulang insiden serupa.

Sebab, kondisi tembok sudah cukup lapuk.

“Kami khawatir akan ada roboh susulan. Makanya kami minta tembok-tembok lama itu segera dirobohkan dan diganti yang baru sebelum ada korban,” tegasnya.

Terkait tanggung jawab atas kerusakan, Cicih yang motor dan rumahnya alami kerusakan mengatakan pendataan sudah dilakukan, namun belum ada kepastian soal ganti rugi.

“Katanya sih bakal ada, tapi belum. Baru didata aja,” ujarnya.

Ia berharap pemerintah cepat memperbaiki tembok pembatas serta memberikan kepastian ganti rugi agar mereka bisa kembali beraktivitas tanpa rasa waswas.

"Ya pengennya sih secepatnya ya ada ganti rugi," kata Cicih.

Berita terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved