Jakarta Diklaim Kota Bahagia, Tapi Angka Depresinya Tinggi, Kok Bisa?
Angka depresi di Jakarta tercatat lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional, tapi Jakarta diklaim kota bahagia.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Nur Indah Farrah Audina
TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Cyril Raoul Hakim alias Chico Hakim, menyebut tekanan hidup di ibu kota menjadi pemicu utama tingginya angka depresi. Namun urvei global Time Out 2025 justru menempatkan Jakarta sebagai kota bahagia peringkat 18 dunia.
“Kedua hal itu tidak saling bertentangan. Jakarta punya banyak hal untuk dibanggakan, tapi kami tetap aware ada segmen masyarakat yang sedang berjuang dengan kesehatan jiwa,” kata dia.
BERITA TERKAIT
- Baca juga: Data Baru Pemprov DKI: 1.917 Kasus Kekerasan Menghantui Jakarta, Ini Faktor yang Paling Berperan
- Baca juga: Angka Kekerasan di Jakarta Mengkhawatirkan, 53 Persen Korbannya Anak di Bawah 18 Tahun
- Baca juga: Akses Medsos Pelajar Jakarta Bakal Dibatasi Ketat! Uji Coba Mulai Januari 2026
Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/Tim-Transisi-Pram-Rano-Cyril-Raoul-Hakim-alias-Chico-Hakim-saat-ditenui-di-Gedung-DPRD-DKI.jpg)