Amien Rais Minta Prabowo Copot Menteri "Termul Setia", Jokowi Mania Tak Terima Sebutan "Geng Solo"

Amien Rais mengungkit geng solo terkait reshuffle kabinet oleh Presiden Prabowo Subianto. Jokowi Mania tak terima sebutan Geng Solo.

Youtube Amien Rais Official/Biro Setpres
GENG SOLO - Amien Rais mengungkit geng solo terkait reshuffle kabinet oleh Presiden Prabowo Subianto. Jokowi Mania tak terima sebutan Geng Solo. 

Ringkasan Berita

  • Amien Rais melihat Geng Solo kecewa terhadap reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto
  • Amien Rais juga meminta Presiden Prabowo kembali melakukan reshuflle kabinet kepada menteri yang dianggap termul setia atau Ternak Mulyono
  • Jokowi Mania tidak terima dengan sebutan Geng Solo karena konotasinya negatif

TRIBUNJAKARTA.COM - Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais mengungkit geng solo menanggapi keputusan Presiden Prabowo Subianto yang melakukan reshuffle kabinet.

Amien menilai Presiden Prabowo Subianto membuat gebrakan politik yang menggembirakan.

Ada sebanyak lima Menteri yang ikut dicopot oleh Prabowo, diantaranya merupakan eks Menteri di era Joko Widodo yaitu Budi Arie Setiadi, Dito Ariotedjo dan Sri Mulyani.

Selain itu, Amien Rais juga meminta Prabowo Subianto melakukan reshuffle kabinet lanjutan kepada para menteri yang bekerja setengah hati. 

"Mereka bekerja setengah hati, fisiknya ada di Jakarta, tetapi pikiran dan hatinya tergantung dan terkatung di Solo. Mereka termul setia yang nongkrong dalam pemerintahan Presiden Prabowo," kata Amien Rais dalam tayangan Youtube Amien Rais Official, Jumat (12/9/2025). 

Amien Rais mengatakan keputusan Presiden Prabowo memberikan harapan untuk sebagian besar anak bangsa.

Namun, sebagian kecil yang lainnya disebut kecewa.

"Mengapa? Karena mereka mengharap Presiden Prabowo gagal supaya Geng Solo tidak makin meredup, supaya dapat moncer kembali, itu mau mereka," imbuh Amien Rais

Diketahui, Prabowo Subianto melakukan reshuffle kabinet terhadap lima menteri yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding, Menpora Dito Ariotedjo dan Menkopolkam Budi Gunawan.

"Saya kira disambut positif oleh masyarakat," katanya. 

Meskipun, Amien Rais mengaku belum 'srek' mengenai pencopotan Budi Gunawan yang dinilai tidak bisa menghentikan demo besar-besaran.

"Maaf, mungkin kurang pas, tapi ini analisa saya jauh dari Jogja sehingga mungkin informasi saya memang kurang lengkap," ujarnya.

Pasalnya, kata Amien Rais, Budi Gunawan memiliki rekam jejak panjang sebagai Wakapolri serta Kepala BIN. 

"Sehingga data intelijen Indonesia dikuasai Pak Budi karena itu diperlukan oleh Pak Prabowo ini mungkin ya dalam membuat berbagai analisa tentang kondisi lapangan mutakhir yang diperlukan.Tapi ini sekali lagi pendapat saya dari kejauhan," katanya.

Amien Rais juga melihat adanya belasan menteri lagi yang tidak profesional. Tetapi, Amien Rais tidak menyebutkan nama-nama menteri tersebut.

"Antara kemampuan dan pengalaman mereka dengan tugas yang diembahnya tidak match. Ya, jadi mereka itu menjadi the wrong man atau wrong woman for the wrong job. Nah, karena itu hasilnya pasti kontraproduktif," katanya.

Ia pun menyarankan Presiden Prabowo Subianto juga mencopot beberapa menteri atau wakil menteri yang berasal dari titipan Jokowi.

"Memang sebaiknya jangan terlambat di drop dalam reshuffle susulan nanti," katanya.

Jokowi Mania Tak Terima Geng Solo

Sementara itu, sebutan "Geng Solo" menjadi perbincangan panas di ruang publik belakangan ini.

Awalnya, pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago sebelumnya meminta agar Presiden Prabowo Subianto tidak terlalu lama "mengasuh" apa yang disebutnya dengan istilah Geng Solo

Pasalnya, langkah itu akan berbahaya dan bisa menimbulkan dampak serius bagi jalannya pemerintahan Prabowo. 

Namun, Pangi enggan menyebutkan siapa orang-orang yang tergabung di dalam geng tersebut. 

Plt Ketua Umum Jokowi Mania, Andi Azwan tak terima dengan istilah tersebut. 

Ia merespons keras terkait pernyataan Pangi. 

Menurut Andi, istilah itu sarat dengan konotasi negatif yang terkesan menyamakan warga solo dengan gangster. 

"Karena apa yang dikatakan oleh saudara Pangi itu, dia mengatakan Geng Solo tapi dia tidak menunjukkan siapa Geng Solo itu. Jadi, menggenalisir seluruh warga solo itu adalah gangster," katanya seperti dikutip dari Rakyat Bersuara yang tayang pada Rabu (11/9/2025).

Andi meminta kepada Pangi untuk menyebutkan siapa saja orang yang berada di dalam Geng Solo itu. 

"Ya, kalau dia artinya ini secara gentle, bukan chicken, dia katakan langsung aja, Geng solo itu adalah Pak Jokowi, kemudian Pak Kapolri dengan Panglima TNI karena mereka dari Solo," tantang Andi.

Menurut Andi, pernyataan Pangi tidak fair karena tidak menyebut siapa yang dimaksud secara jelas. 

Selain itu, istilah Geng Solo kerap digunakan oleh pihak-pihak yang membenci Presiden Jokowi. 

Framing semacam itu berbahaya karena hanya akan memperkeruh suasana politik.

"Istilah-istilah itu digunakan oleh orang-orang yang membenci Jokowi. Perkataan itu. Kenapa enggak tunjuk langsung namanya aja, karena pengertian Geng ini di Italia ada namanya Sisilia, Itu terkenal dengan Mafianya ataupun Geng Pablo Escobar kan begitu semua."

"Kan, berbahaya untuk itu menggiring opini negatif kepada warga Solo, ini saya menerima banyak sekali baik Whatsapp maupun Instagram yang keberatan," pungkasnya.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved