KABAR Viral: Kepsek di Prabumulih Dicopot Usai Tegur Anak Pejabat, Kades Bojongkulur Didemo Warga

Dua kabar viral menyita perhatian publik menyorot tajam sikap dan sosok pemimpin yang dianggap kontroversial akibat aksi yang dibuatnya.

|
Editor: Wahyu Septiana
Kolase Tribun Jakarta/Instagram.com/ardiansyah2664/Istimewa
2 PEMIMPIN VIRAL - Foto Kepala SMP Negeri 1 Kota Prabumulih, Roni Ardiansyah (kanan) yang baru saja dicopot dan Firman Riansyah (kiri) Kades Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor. Dua kabar viral menyita perhatian publik menyorot tajam sikap dan sosok pemimpin yang dianggap kontroversial akibat aksi yang dibuatnya. 

Ringkasan Berita:

  • Kades Bojongkulur Didemo Warga: Kepala Desa Bojongkulur, Firman Riansyah, didesak mundur oleh warganya karena dianggap sewenang-wenang dan tidak transparan. Aksi unjuk rasa digelar di depan kantor desa, disertai tuntutan agar kades dinonaktifkan. Firman menyatakan siap mundur jika ada perintah resmi dari bupati.
  • Kepsek SMPN 1 Prabumulih Dicopot: Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah, dicopot dari jabatannya. Kabar beredar pencopotan itu karena ia menegur anak pejabat, namun Disdikbud Prabumulih membantah. Pihak dinas menyebut pencopotan terkait beberapa faktor, salah satunya kasus chat mesum guru olahraga di bawah kepemimpinan Roni.

TRIBUNJAKARTA.COM - Dua kabar viral menyita perhatian publik menyorot tajam sikap dan sosok pemimpin yang dianggap kontroversial. 

Di Prabumulih, Sumatera Selatan, seorang kepala sekolah dicopot dari jabatannya usai kabar menyebutkan telah menegur anak seorang pejabat.

Peristiwa ini memicu perdebatan soal etika dan keadilan di dunia pendidikan.

Sementara itu di Bogor, Jawa Barat, seorang kepala desa mendapat desakan untuk mundur dari jabatannya setelah terseret kasus yang menimbulkan keresahan warga.

Kedua kasus ini menjadi sorotan karena dinilai mencerminkan persoalan integritas, keberpihakan, serta praktik kekuasaan di tingkat lokal.

Kades Bojongkulur Didemo

Kabar pertama yakni Kepala Desa (Kades) Bojongkulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Firman Riansyah didesak mundur oleh warganya.

Firman Riansyah selaku Kades Bojongkulur dianggap oleh warganya sewenang-wenang dan tidak transparan.

Desakan mundur dari jabatan tersebut disampaikan oleh warga melalui aksi unjuk rasa yang digelar di depan kantor desa.

Tuntutan warga pun diakomodir oleh Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) Bojongkulur yang merekomendasikan untuk menonaktifkan kepala desa.

Rekomendaso tersebut selanjutnya akan diserahkan kepada Camat Gunungputri untuk dilaporkan kepada kepala daerah.

Merespons hal tersebut, Firman Riansyah mengaku siap untuk mundur dari jabatannya sesuai yang diinginkan warga.

Akan tetapi, kata dia, pemakzulannya harus sesuai tahapan konstitusi yang berlaku.

"Karena SK saya SK bupati, maka beri kesempatan Pak Camat melaporkan peristiwa ini kepada bupati dan wakil bupati, kalau bupati dan wakil bupati memerintahkan saya mundur, maka esok harinya saya mundur," ujarnya, Senin (15/9/2025).

Sebelumnya, ratusan warga menggeruduk Kantor Desa Bojongkulur yang berada di wilayah Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor.

Mereka menggelar aksi unjuk rasa untuk menyampaikan sejumlah tuntutan kepada Firman Riansyah.

Massa aksi membawa spanduk bertuliskan protes terhadap pemimpinnya yakni kades yang dianggap tidak berpihak kepada masyarakat.

Koordinator Aksi, Ahmad Fauzi mengatakan, unjuk rasa ini merupakan bentuk protes dari warga yang menilai kebijakan kades sewenang-wenang dan juga tidak transparan.

"Ini semua atas keresahan dari masyarakat. Tidak mungkin kami melakukan aksi seperti ini tanpa ada dorongan dari masyarakat, masyarakat yang memang memiliki haknya untuk menyampaikan pendapat ini di desanya sendiri," ujarnya kepada wartawan, Senin (15/9/2025).

Menurutnya, aksi unjuk rasa ini merupakan ledakan kekecewaan masyarakat terhadap kades yang selama ini dipendam.

Dalam aksi unjuk rasa ini pula, salah satu tuntutan masyarakat adalah Kades Bojongkulur untuk dinonaktifkan.

Ahmad Fauzi mengatakan, dengan dinonaktifkannya Firman Riansyah maka akan meredam gejolak yang terjadi di masyarakat.

"Maka hari ini atas nama masyarakat bergerak untuk meminta kepala desa dinonaktifkan, dikarenakan untuk terciptanya kondusifitas masyarakat," katanya.

Kepsek di Prabumulih Mendadak Dicopot Usai Tegur Anak Pejabat

Kabar lain yang menarik perhatian yakni perpisahan Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah.

Roni diduga baru saja dicopot dari jabatannya dari Kepsek SMP yang berlokasi di Jalan Mangga Nomor 2, Wonosari, Kecamatan Prabumulih Utara, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.

Dikutip dari TribunSumsel, Roni Ardiansyah merupakan sosok kepala sekolah yang berprestasi sehingga pencopotan ini disebut-sebut mengejutkan lingkungan pendidikan Kota Prabumulih.

Kepsek tersebut disebut warganet dicopot secara mendadak lantaran pernah menegur anak pejabat daerah agar tidak memarkirkan mobil di lapangan sekolah.

Namun, kabar tersebut dibantah oleh pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Prabumulih.

Kepala Disdikbud Prabumulih, A Darmadi mengatakan, pencopotan Kepsek SMPN 1 Prabumulih ini bukan karena masalah sepele seperti yang beredar di media sosial.

Sebab, pencopotan Roni Ardiansyah ini dilakukan karena alasan lain.

"Bukan karena itu, tapi banyak hal dan kalau saya sebutkan nanti justru membuat malu yang bersangkutan," ujar Darmadi saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (16/9/2025).

Namun, Darmadi juga tidak menjelaskan secara rinci terkait alasan Roni Ardiansyah dicopot sebab bisa menimbulkan kekhawatiran mencoreng nama baik yang bersangkutan.

Pihaknya mengaku, satu di antara penyebab pencopotan Roni terkait insiden chat mesum oknum guru olahraga terhadap siswa SMPN 1 Prabumulih beberapa waktu lalu.

"Banyak sebetulnya, tapi salah satunya terkait yang viral chat mesum guru di bawah kepala sekolah itu di SMP Negeri 1 Prabumulih beberapa waktu lalu, kalau kita ungkap semua khawatir membuat malu beliau," katanya.

Disinggung soal rencana mutasi terhadap Roni, Darmadi menjelaskan, Roni akan dimutasi ke SMPN 13 Prabumulih sebagai guru di bidangnya.

"Akan dimutasi ke SMP Negeri 13, sesuai permintaan beliau dan akan jadi guru biasa namun masih menunggu SK terbit," tuturnya.

Terkait siapa yang akan menggantikan Roni, Darmadi mengatakan akan menunjuk guru di SMPN 1 Prabumulih sebagai Pelaksana Tugas (Plt). 

"Kusno penggantinya sebagai Plt, Kusno merupakan guru di sekolah itu," tuturnya. 

(TribunJakarta/TribunSumsel/TribunBogor)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved