Kontras di Panggung PBB: Pidato Prabowo Gemuruh Tepuk Tangan, Netanyahu Malah Disambut Aksi Walk Out
Di tengah sorotan dunia di Sidang Umum PBB ke-80, dua pidato pemimpin dari belahan berbeda menghadirkan kontras emosional yang mencuat.
Kepala Negara menyampaikan bahwa Indonesia selama ini merupakan salah satu kontributor terbesar pasukan penjaga perdamaian PBB, dan akan terus memperkuat peran tersebut di masa mendatang.
Menurutnya, keamanan dan perdamaian global tidak bisa hanya ditopang oleh kata-kata, melainkan harus diwujudkan dengan tindakan konkret.
"Indonesia siap mengerahkan 20.000 atau bahkan lebih putra-putri kami untuk membantu mengamankan perdamaian di Gaza atau di tempat lain. Di Ukraina, di Sudan, di Libya, di mana pun perdamaian perlu ditegakkan, perdamaian perlu dijaga, kami siap. Kami akan mengambil bagian dari beban. Tidak hanya dengan putra-putri kami, kami juga bersedia memberikan kontribusi finansial untuk mendukung misi besar mencapai perdamaian oleh PBB," tegas Presiden.
Selain itu, Presiden Prabowo juga menyampaikan bahwa dunia saat ini sedang menghadapi konflik, ketidakadilan, dan ketidakpastian yang mendalam. Namun, menurut Kepala Negara, PBB harus tetap menjadi pilar perdamaian, keamanan, keadilan, dan kebebasan bagi semua bangsa.
"Tidak ada satu negara pun yang bisa merasa aman. Kita membutuhkan PBB, dan Indonesia akan terus mendukung PBB. Walaupun kami masih berjuang, kami tahu dunia membutuhkan PBB yang kuat," ucap Presiden Prabowo.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara juga menekankan bahwa tatanan dunia yang adil tidak boleh menjadi hak istimewa segelintir bangsa, melainkan hak semua umat manusia.
Oleh karena itu, PBB harus diperkuat agar mampu menjawab tantangan global yang semakin kompleks, termasuk konflik, krisis kemanusiaan, serta ketidakadilan sosial dan ekonomi.
"Dengan PBB yang kuat, kita bisa membangun dunia di mana yang lemah tidak menderita karena keterpaksaan, tetapi hidup dalam keadilan yang layak mereka dapatkan. Mari kita lanjutkan perjalanan besar umat manusia menuju cita-cita, aspirasi tanpa pamrih yang melahirkan PBB. Mari kita gunakan ilmu pengetahuan untuk mengangkat, bukan untuk menghancurkan," imbuh Presiden Prabowo.
Pidato Presiden tersebut mendapat applause dari peserta sidang umum PBB. Mereka bertepuk tangan, bahkan sebagian di antaranya berdiri.
Walk Out Massal di Pidato Netanyahu
Kondisi berbeda saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat (26/9/2025).
Dikutip dari Kompas.com, puluhan delegasi negara berbondong-bondong meninggalkan ruangan tepat setelah Netanyahu naik di podium.
Iringan tepuk tangan juga ditujukan kepada delegasi yang walkout massal tersebut.
Pemimpin sidang bahkan sampai meminta delegasi untuk tetap berada di ruangan.
"Mohon tertib dan tetaplah berada di kursi Anda," kata ketua sidang melalui pengeras suara sambil mengetuk palu.
Netanyahu berdiri di hadapan kursi yang nyaris kosong, sebagaimana dilansir CBC Austin.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.