Ferdinand Hutahaean Ungkit Jokowi Saat Sindir Menkeu Purbaya, Mahfud MD Berbeda: Maju Pak, Bravo!

Ferdinand Hutahaean mengungkit Jokowi saat menyindir Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Mahfud MD berbeda pendapat dengan Hutahaean.

Tribunnews.com/Ilham Rian Pratama/Endrapta Pramudhiaz/Rahmat W. Nugraha
KINERJA MENKEU PURBAYA - Politikus PDI Perjuangan Ferdinand Hutahaean mengungkit Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) saat menyindir Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Mantan Menko Polhukam Mahfud MD berbeda pendapat mengenai kinerja Menteri Keuangan pengganti Sri Mulyani itu. Ia memuji Purbaya. 

TRIBUNJAKARTA.COM  - Politikus PDI Perjuangan Ferdinand Hutahaean mengungkit Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) saat menyindir Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa

Ferdinand Hutahaen, juga sempat melontarkan kritik pedas terhadap pernyataan Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa yang menuding Pertamina malas membangun kilang baru. 

Di sisi lain, Mantan Menko Polhukam Mahfud MD berbeda pendapat mengenai kinerja Menteri Keuangan pengganti Sri Mulyani itu.

Mahfud MD memuji kinerja Purbaya. "Salut kpd Menkeu Pak Purbaya," tulis Mahfud MD melalui akun X (dulu Twitter) dikutip pada Selasa (7/20/2025).

Mahfud MD menilai Menkeu Purbaya tidak membebani rakyat dengan pungutan pajak-pajak baru. 

Sebaliknya, Mahfud MD yakin Purbaya akan memberantas korupsi.  Satu diantaranya yakni melakukan efisiensi di kementerian, lembaga dan BUMN.

Oleh karena itu, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menyemangati Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

"Dia  sikat korupsi. Dia lakukan efektifitas dan efisiensi di K/L dan BUMN. Dia mulai hantam korupsi dan ilegalitas di perpajakan dan kepabeanan. Trs maju, Pak. Bravo," tulis Mahfud MD.

Sindiran Ferdinand Hutahaean

Sementara itu, Ferdinand Hutahaean, menyindir tajam terhadap publik yang belakangan ramai memuji sosok Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa

Melalui unggahan di media sosial Instagramnya, Ferdinand menilai banyak pihak terlalu cepat terpukau dengan gaya kerja Purbaya yang menurutnya banyak gaya dan pencitraan. 

"Jangan mudah terhipnotis dengan gaya kerja seolah-olah alias banyak drama. Apa kalian belum kapok dengan Jokowi yang banyak pencitraan?” tulis Ferdinand dalam unggahannya pada Minggu (5/10/2025). 

Ia juga menyoroti sikap sebagian publik yang menyanjung Purbaya padahal belum memiliki prestasi atau capaian yang bisa dibanggakan. 

"Masih banyak omong belum banyak kerja, masih kata-kata belum prestasi, kok sudah digilai dan dipuji," katanya. 

Unggahan Ferdinand itu disertai foto Purbaya Yudhi Sadewa

Pernyataan tersebut menuai beragam reaksi dari warga net.  Beberapa netizen menganggap Ferdinand terlalu berlebihan dan terkesan sinis dengan Purbaya. 

Jangan Asal Bicara

KRITIK MENKEU - Politikus PDI Perjuangan, Ferdinand Hutahaen melontarkan kritik pedas kepada Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa yang menyebut Pertamina malas-malasan. (Kompas.com/Fika Nurul Ulya dan Kompas.com/Abba Gabrillin).
KRITIK MENKEU - Politikus PDI Perjuangan, Ferdinand Hutahaen melontarkan kritik pedas kepada Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa yang menyebut Pertamina malas-malasan. (Kompas.com/Fika Nurul Ulya dan Kompas.com/Abba Gabrillin). (Kompas.com/Fika Nurul Ulya dan Kompas.com/Abba Gabrillin)

Sebelumnya, Ferdinand Hutahaen, juga sempat melontarkan kritik pedas terhadap pernyataan Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa yang menuding Pertamina malas membangun kilang baru. 

Ucapan tersebut, kata Ferdinand, keliru dan tidak berdasar. 

"Pernyataan Saudara Purbaya di hadapan DPR terkait dengan Pertamina yang mengatakan Pertamina itu malas-malasan bangun kilang Pak Purbaya saya pikir nir informasi tidak mengetahui tentang kilang dan bawa bangunan kilang itu tidak semata bicara tentang uang," kata Ferdinand dikutip dari akun instagram pribadinya, Kamis (2/10/2025).

Ia mencontohkan proyek pembangunan kilang di Tuban, Jawa Timur. 

Menurutnya, Pertamina sudah bekerja sama dengan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft. 

Bahkan, disebut telah menggelontorkan triliunan rupiah untuk pembebasan lahan.

Akan tetapi, proyek tersebut terhenti karena adanya embargo Amerika Serikat terhadap Rusia akibat perang Ukraina. 

"Sampai hari ini tidak bisa dilakukan pembangunannya padahal Pertamina telah mengeluarkan uang triliunan Rupiah membebaskan tanah di Tuban untuk pembangunan kilang tersebut," kata Ferdinand Hutahaean.

Ferdinand memperingatkan Purbaya agar tidak merasa paling tahu dalam mengurus persoalan bangsa. 

"Sebaiknya kurang-kurangilah merasa paling jago dari semua orang, merasa paling rajin dari semua pejabat, merasa paling mampu dari semua pejabat dan merasa paling fatal menyepelekan persoalan bangsa yang ada," kata Ferdinand Hutahaean.

"Biasanya orang yang gampang menyepelekan dan menggampangkan masalah akan terjerembab di tengah jalan dan jatuhnya akan menjadi menyakitkan," tutup Ferdinand.

Pertamina Disebut Malas-malasan

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengklaim PT Pertamina (Persero) malas membuat kilang baru.

Menurut Purbaya, hal tersebut membuat Pertamina kerap mengimpor bahan bakar minyak (BBM) dari luar negeri termasuk Singapura.

"Jadi kilang itu, bukan kita enggak bisa bikin, atau kita enggak bisa bikin proyeknya, cuma Pertamina nya males-malesan saja," ujar Purbaya saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Selasa (30/9/2025).

Padahal, kata Purbaya pemerintah telah memberikan penawaran kepada Pertamina untuk membuat kilang baru yakni kerja sama dengan investor China. Namun, Pertamina justru keberatan dengan hal tersebut.

Purbaya bilang, Pertamina bersikeras akan membangun 7 kilang baru sejak tahun 2018 lalu, namun hingga kini proyek tersebut tidak pernah berwujud.

"Pertamina bilang, kami keberatan dengan usul tersebut, karena kami sudah overcapacity. Saya kaget, overcapacity apa? Kami sudah merencana bangun 7 kilang baru, satu pun nggak jadi kan? Mereka bilang, iya tapi kedepan akan jadi. Sampai sekarang enggak jadi," tegas Purbaya.

Purbaya mengaku, subsidi yang diberikan pemerintah untuk BBM terus mengalami kenaikan imbas ketergantungan impor BBM.

Terbaru, berdasarkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) per akhir Agustus 2025, subsidi BBM yang sudah terealisasi sebanyak 10,63 juta kilo liter atau naik 3,5 persen dibandingkan tahun 2024 sebesar 10,28 juta kilo liter.

"BBM, solar diesel kita banyak impornya sampai puluhan miliar dolar per tahun. Sudah berapa tahun kita mengalami hal tersebut? sudah puluhan tahun kan," tutur Purbaya.

Purbaya Temui Pramono Anung

Terbaru, Menteri Keuangan (Menkeu) RI Purbaya Yudhi Sadewa menemui Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat pada Selasa (7/10/2025) pagi. 

Keduanya mengacungkan jempol sebelum masuk ke Balai Kota DKI Jakarta.

Saat itu, Purbaya hendak bersalaman dengan Pramono Anung. 

Namun, sebelum bersalaman, Politikus Senior PDI Perjuangan itu memuji Purbaya yang baru menjabat sebagai Menkeu sejak 8 September 2025. 

“Pak Menteri saya mau ngasih ini dulu (mengacungkan jempol),” ujar Pramono. 

Purbaya pun membalas gerakan serupa. Setelah itu, keduanya masuk ke ruang tamu gubernur untuk melanjutkan pertemuan. 

Diketahui, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa pagi-pagi telah mendatangi Balai Kota DKI untuk menemui orang nomor satu di Jakarta.

Dikutip dari Kompas.com, Purbaya tiba sekitar pukul 08.01 WIB menggunakan mobil Toyota Alphard warna hitam. 

Mengenakan batik lengan panjang berwarna kuning keemasan, ia langsung disambut oleh Pramono yang sudah menunggu di depan pintu Balai Kota. 

Kepada media, Purbaya mengatakan bahwa kunjungannya kali ini membahas rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk membangun gedung baru di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD). 

“Enggak tahu, katanya DKI punya proposal untuk membangun gedung paling tinggi katanya,” ucap Purbaya.

Ia menegaskan, dukungan dari Kementerian Keuangan akan diberikan apabila pembangunan bisa dimulai tahun ini.

Namun, jika rencana itu belum dapat dijalankan, proposal tersebut tidak akan diproses lebih lanjut. 

“Tapi coba kita lihat, bisa enggak kira-kira Pemda DKI untuk bisa membangun gedung Lot 1 di kawasan SCBD. Kalau bisa bangun tahun ini saya kasih, kalau nggak saya diemin,” kata Purbaya.

Namun, perlu diketahui, ini adalah pertemuan strategis kedua pejabat. DKI Jakarta pun memiliki posisi penting. 

Sebagai catatan, DKI Jakarta mendapatkan pemotongan Dana Bagi Hasil (DBH) dari pemerintah pusat paling besar dibanding daerah lain.

Awalnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta ditetapkan Rp 95 triliun pada 2025. Namun, berkurang hampir Rp 15 triliun, setelah dipotong DBH. APBD Jakarta kini tinggal Rp 79 triliun. 

Berita Terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved