Cucu Mahfud MD Juga Keracunan MBG, Muntah-Muntah hingga 4 Hari Dirawat di Rumah Sakit

Cucu dari eks Menko Polhukam, Mahfud MD, juga menjadi korban keracunan Makan Bergisi Gratis (MBG).

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
CUCU KERACUNAN MBG - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan Tribunnews.com di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Selasa (19/11/2019). Kini, Mahfud sudah bukan Menko Polhukam, ia bicara di podcast yang ia bikin di channel Youtubenya sendiri @mahfudmd, termasuk soal cucunya yang keracunan MBG. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Cucu dari eks Menko Polhukam, Mahfud MD, juga menjadi korban keracunan Makan Bergisi Gratis (MBG).

Mahfud menerangkan, yang dimaksud cucu dalam hal ini adalah anak dari keponakannya, yang bersekolah di Yogyakarta.

Ada dua cucu Mahfud di satu sekolah yang sama muntah-muntah setelah mengonsumsi makanan dari program andalan Presiden Prabowo Subianto itu.

"Cucu saya juga keracunan MBG di Jogja," kata Mahfud saat bicara di podcast 'Terus Terang' yang tayang di channel Youtubenya sendiri @MahfudMD, Selasa (30/9/2025).

Dua cucu Mahfud duduk di kelas yang berbeda.

Yang usianya lebih tua, muntah-muntah lalu dibawa ke rumah sakit, dan di hari yang sama dibolehkan pulang.

Sementara, yang lebih muda, harus dirawat selama empat hari  terlebih dahulu di rumah sakit, baru kondisinya membaik.

"Satu kelas itu delapan orang langsung muntah-muntah," kata Mahfud.

Mahfud menganggap kasus keracunan MBG adalah isu yang besar.

Kendati Presiden Prabowo Subianto, saat berpidato di penutupan Munas ke-VI PKS di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (29/9/2025), menyebut kasus keracunan MBG hanya 0,00017 persen, bagi Mahfud tidak bisa dibaca seperti itu.

Bagi Mahfud, kasus keracunan adalah menyangkut nyawa yang terancam, bukan sekedar angka.

"Bukan persoalan angka, ini harus di diteliti lagi apa masalahnya," tegas Mahfud.

Kasus Keracunan

Data Badan Gizi Nasional (BGN), ada 70 kasus keracunan yang dilaporkan terjadi sepanjang Januari hingga September 2025, yang berdampak pada ribuan penerima program MBG.

Data BGN mencatat, dari 70 kasus keracunan tersebut, 5.914 penerima MBG terdampak.

Sebaran kasus mencakup wilayah I Sumatera dengan sembilan kasus (1.307 korban), wilayah II Pulau Jawa dengan 41 kasus (3.610 penerima), dan wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, Nusa Tenggara) dengan 20 kasus (997 penerima).

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved