Viral di Media Sosial

Kader PSI Semprot Tingkah Tak Wajar Roy Suryo & Tifa, Makam Keluarga Jokowi Didatangi: Udah Gila

Dian Sandi menyemprot aksi Roy Suryo bersama Tifa mendatangi makam keluarga Jokowi. Dian menyebut aksi yang dilakukan sudah kelewat batas.

|
Editor: Wahyu Septiana
Kolase Tribun Jakarta/Annas Furqon Hakim/Tribunnews/TribunSolo/Tangkapan layar Youtube Refly Harun
MAKAM KELUARGA JOKOWI - Foto Pakar Telematika Roy Suryo dan Dokter Tifauzia Tyassuma alias dokter Tifa serta Joko Widodo (Jokowi) dan Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dian Sandi Utama. Dian Sandi menyemprot aksi Roy Suryo bersama dokter Tifa yang mendatangi makam keluarga Jokowi. Kader PSI itu menyebut aksi yang dilakukan sudah kelewat batas. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Aksi mantan Menpora Roy Suryo bersama dokter Tifa yang mendatangi makam keluarga Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di Solo, disorot Kader PSI, Dian Sandi Utama.

Sosok yang juga Ketua Direktorat Diseminasi Informasi dan Sosial Media DPP PSI itu merespons sinis tingkah dan tindakan tak semestinya yang dilakukan Roy Suryo dan dokter Tifa.

Dian Sandi menilai, tindakan mendatangi makam keluarga Jokowi hingga memberikan analisis suka-suka dianggap tidak etis dan menyinggung nilai-nilai kesopanan.

Terlebih mereka mendatangi makam keluarga Jokowi tanpa izin dari yang bersangkutan.

Dalam media sosial pribadinya @DianSandiU, Dian Sandi menyebut bahwa aksi yang dilakukan Roy Suryo Cs sudah kelewat batas.

"Kemarin saya masih menganggap mereka sekadar kurang waras," ujar Dian di X @DianSandiU, pada Rabu (8/10/2025).

"Tapi setelah mereka pergi cek makam keluarga Pak Jokowi, fix mereka memang sudah gila!," tambahnya.

Dian Sandi mengatakan bahwa apa yang dilakukan Roy Suryo Cs sudah tidak etis dan tidak manusiawi.

Kolase foto Dokter Tifa bersama Roy Suryo dan Refly Harun ziarah ke makam keluarga Jokowi di Solo, rekamannya diunggah dalam konten YouTube Refly Harun pada Selasa, 7 Oktober 2025.
Kolase foto Dokter Tifa bersama Roy Suryo dan Refly Harun ziarah ke makam keluarga Jokowi di Solo, rekamannya diunggah dalam konten YouTube Refly Harun pada Selasa, 7 Oktober 2025. (Tangkapan layar Youtube Refly Harun)

“Kalau kalian setuju dengan apa yang dilakukan mereka, itu karena korbannya bukan kalian,” timpalnya.

Sebelumnya, Roy Suryo Cs bersama timnya mendatangi makam keluarga Jokowi pada Selasa (7/10/2025).

Momen itu juga dibagikan melalui Channel Youtube Refly Harun.

Dokter Tifa dan Roy Suryo Cs mengaku mendatangi makam keluarga Jokowi karena ingin mencari fakta soal asal-usul keluarga Jokowi.

Dokter Tifa lantas menyebut, ada kejanggalan dan ketidaklaziman dari makam keluarga Jokowi.

“Kemudian ada yang menarik, jadi dari sisi ini (menunjuk), ini kan bentuk makam yang tidak lazim. Bahkan untuk orang Jawa sekalipun,” ucapnya.

Ia juga menyebut ada kejanggalan terkait bentuk dan lokasi makam keluarga Jokowi.

Tifa juga menyebut, lokasi pemakaman Hari Mulyono, yang jauh dari Solo menjadi pertanyaan.

“Makam ini kalau kita lihat riwayat dari keluarga pak Hari Mulyono, saya sini juga punya keturunan di sana yah. Ibunda saya itu mereka orang Lawean, itu punya makam sendiri di tengah kota Solo," Ujar Tifa.

"Ini menarik karena pak Hari Mulyono ini dikuburkan jauh sekali dari Solo. Di pemakaman terpencil. Apalagi dari keluarga mantan Presiden,” sambungnya.

Sosok Ibu & Bapak Dicurigai

Dokter Tifa menyuarakan kecurigaannya bahwa mendiang Sudjiatmi Notomihardjo bukanlah ibu kandung dari Joko Widodo.

"Warga Solo mengatakan kalau ibu Sudjiatmi ini adalah ibu tiri dari Joko Widodo. Ada juga versi yang mengatakan ibu angkat," kata Dokter Tifa dikutip dari konten YouTube Refly Harun pada Selasa, 7 Oktober 2025.

"Kalau ibu tiri kan konsepnya pak Widjiatno Notomihardjo adalah bapak kandung Joko Widodo dan ibu Sudjiatmi ini adalah salah satu istri dari bapak Widjiatno Notomihardjo," sambungnya.

Tifa memberikan analisisnya terkait hal yang tak lazim.

Kemudian Tifa juga menyoroti tanggal lahir bapak Widjiatno Notomihardjo dan Jokowi.

Menurutnya, jaraknya perbedaan usianya hanya singkat 19 tahun.

"Yang menarik dari tanggal kelahiran bapak Widjiatno Notomihardjo dan ibu Sujiatmi. Ini juga menjadi perdebatan, pak Widjiatno Notomihardjo ini lahir 30 Desember 1940. Sementara pak Jokowi itu lahir 21 Juni 1961," katanya.

"Berarti pak Widjiatno Notomihardjo kalau benar bapak dari Jokowi masih berusia 19 tahun waktu itu, kan gak lazim ya bapak 19 tahun," papar Dokter Tifa.

Kemudian ibu Sudjiatmi disorot karena melahirkan Jokowi di usia 18 tahun.

"Ibu Sudjiatmi juga lahir 15 Febuari 1943, jadi muda sekali kalau seandainya ini benar ibu kandung dari seseorang yang lahir 21 Juni 1961. Kan muda sekali ketika melahirkan Joko Widodo," ujar dia.

Hasil pengamatan dan analisi Tifa, terdapat hal yang janggal dari makam kedua orang tua Jokowi.

Ia menyebut, Jokowi mungkin memiliki ibu kandung lain.

"Kita bisa berhipotesis bahwa ini bukan ibu kandung Joko Widodo, jadi ada ibu lagi," kata dia.

Roy Suryo Pamer Punya Salinan Ijazah Jokowi

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, mencuri perhatian setelah mengaku mempunyai salinan ijazah Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

Sosoknya memang dikenal getol dan lantang mencari pembuktian terkait keaslian ijazah Jokowi.

Kondisi ini turut menarik perhatian seorang pesulap dan peramal melihat kemungkinan nasib Roy Suryo yang bisa terjerat hukuma, bila semuanya tak terbukti kebenarannya.

Dalam pengakuan terbarunya, Roy Suryo mengaku sudah memegang salinan ijazah kuliah Mantan Presiden Jokowi.

“Ini menunjukkan bahwa apa yang kami lakukan di buku ini tidak salah. Kami teliti bahannya sama. Sudah saya cek tinggal nanyi keluar," kata Roy Suryo dikutip dari Tribunnews, Sabtu (4/10/2025).

"Yang diberikan oleh KPU adalah sama dengan yang kami teliti. Ijazah itu 99,99 persen palsu,” ungkapnya.

Roy Suryo punya analisis tersendiri sehingga berani mengklaim ijazah Jokowi bermasalah.

Menurutnya, posisi logo dan teks tidak lazim, terutama jika dibandingkan dengan ijazah lain.

Pakar telematika Roy Suryo memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya terkait kasus tudingan ijazah palsu Jokowi, Rabu (20/8/2025).
Pakar telematika Roy Suryo memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya terkait kasus tudingan ijazah palsu Jokowi, Rabu (20/8/2025). (TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim)

“Bagaimana posisi cetaknya, posisi logo. Bahwa cetakannya berbeda dengan ijazah yang lain-lain. Harusnya cetakannya sama,” terangnya.

Lebih lanjut, Roy mengaku mendapatkan salinan ijazah ini sebelum menghadiri aksi di depan Gedung Merah Putih KPK, Kamis (3/10/2025).

Salinan ijazah yang dilegalisasi ini digunakan untuk persyaratan calon presiden.

“Kemarin siang sebelum teriak-teriak di mobil komando depan KPK saya paginya ke KPU," katanya.

"Kami mendapat salinan ijazah yang digunakan oleh Joko Widodo yang digunakan mendaftar menjadi calon presiden 2019. Kami masih menagih lagi 2014,” tutur Roy.

Menurutnya, salinan ijazah yang dilegalisasi hanya dapat digunakan untuk sekali.

Dengan begitu semestinya legalisasi ijazah untuk syarat calon presiden tahun 2014 berbeda dengan 2019.

"Karena tidak mungkin ijazah yang dilegalisasi sekali itu digunakan beberapa kali. Kalau digunakan ada batasnya. Kami akan cek benarkah dekan yang melegalisasi adalah orang yang ada pada saat itu. Yang 2019 sudah benar. Pak dr. Budiadi,” ungkapnya.

Ia mengaku mengantongi ijazah beberapa alumni lain yang lulus bersamaan dengan Jokowi.

Menurutnya, ijazah Jokowi tidak identik dengan ijazah lain.

“Dibandingkan Fronojiwo (1115), dengan almarhum Hari Mulyono (1116), Sri Murtiningsib (1117) itu beda. Padahal 3 nama tadi sama persis logonya. Yang saya lihat di KPU juga meleset,” terangnya.

Yakin Palsu

Sementara itu dalam tayangan di Kompas TV, pakar telematika, Roy Suryo mengaku tidak memiliki niat apapun terkait dengan isu ijazah palsu Jokowi.

Roy Suryo bahkan mengeklaim juga tidak memiliki niat untuk memenjarakan Jokowi, meskipun ia yakin ijazah Presiden ke-7 Republik Indonesia itu palsu.

"Kalaupun misalnya terbukti ijazah ini misalnya memang benar-benar palsu, dan insyaallah memang palsu, karena buktinya sudah mengarah ke sana, skripsinya juga palsu, tidak ada niat kami sedikitpun untuk memenjarakan atau mempidanakan orang yang punya ijazah, itu urusan hukum. Artinya kami tidak berpikir politik sama sekali," tegas Roy Suryo seperti dikutip dari Kompas TV, Senin (28/7/2025).

Ia juga membantah tudingan yang menyebut ada penyokong dana atau bohir di balik isu ijazah palsu Jokowi. Menurutnya, tudingan itu ngaco dan bohong.

"Tuduhan-tuduhan ini (disokong bohir) adalah bohong dan nol besar. Kami itu peneliti, kami itu scientist. Saya, Dokter Tifa, Doktor Rismon, (tuduhan) yang ngaco semacam ini, itu bukan sekali dua kali saya dengar ya," ujar Roy.

Berita Terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved