Tutup Kegiatan Hari Santri Nasional, PCINU Tunisia Ziarah Makam Syaikh Muhammad Thahir bin Asyur

Pengurus PCINU Tunisia menutup kegiatan Hari Santri Nasional 2025 dengan Ziarah Makam Syaikh Muhammad Thahir bin Asyur.

|
Editor: Y Gustaman
Dokumentasi PCINU Tunisia
ZIARAH MAKAM ULAMA BESAR TUNISIA - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU Tunisia) menutup kegiatan Hari Santri Nasional 2025 dengan Ziarah Malam Syaikh Muhammad Thahir bin 'Asyur, ulama Tunisia, Jumat (31/10/2025). Ziarah ini dipimpin langsung Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi. 
Fakta Singkat:

TRIBUNJAKARTA.COM, TUNISIA - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tunisia menutup kegiatan Hari Santri Nasional 2025 dengan ziarah makam Syaikh Muhammad Thahir bin Asyur.

Kegiatan ini dipimpin langsung Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, yang juga cendikiawan Nahdlatul Ulama.

Dubes Zuhairi Misrawi menjelaskan ziarah ke makam Syaikh Muhammad Muhammad Thahir bin Asyur menjadi tradisi rutin bulanan PCINU Tunisia.

"Kali ini kami khususkan ziarah sebagai penutupan dari kegiatan Hari Santri Nasional 2025," ungkap Dubes RI lulusan Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, kepada TribunJakarta.com, Sabtu (1/11/2025).

Sosok Thahir bin Asyur

Syaikh Muhammad Muhammad Thahir bin Asyur mendapat tempat penting bagi para santri, karena dikenal konsisten mendorong moderasi dan toleransi beragama.

"Pikiran-pikiran Syaikh Muhammad Muhammad Thahir bin Asyur menjadi rujukan penting bagi ulama dan santri NU, bahkan umat Islam Indonesia," beber pria yang akrab disapa Gus Mis ini.

Dunia Islam mengenal Syaikh Muhammad Muhammad Thahir bin Asyur sebagai ulama modern Tunisia, penggagas Maqashid al-Syariah dan pengarang kitab tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir.

Dubes Zuhairi Misrawi menambahkan, bahwa para santri sejatinya menjadikan hati Nurani sebagai kompas membangun peradaban.

"Pemikiran Syaikh Muhammad Muhammad Thahir bin Asyur dapat dijadikan pijakan dalam membangun peradaban kemanusian dan peradaban kenegaraan," ucap Gus Mis.

Pengaruh Thahir bin Asyur

Pemikiran-pemikiran Syaikh Muhammad Thahir bin Asyur sangat berpengaruh besar di dunia.

Dewan Daerah Organisasi Kajian al-Quran memperingati 50 tahun wafatnya ulama besar Tunisia ini di Salle Des Fetes La Marquise, Sousse, Tunisia (16/8/2023).

Kegiatan ini turut dihadiri oleh para ulama terkemuka Universitas Zaitunah, salah satu universitas tertua di dunia.

Ulama yang hadir di antaranya Hisyam Qrisah, Ilyas Dardur, Hadi Rousou, Muhammad Stiwi, Zuhair Jandoubi, dan Shahbi bin Mansour.

"Syaikh Muhammad Thahir bin Asyur merupakan ulama ensiklopedis yang karya-karyanya berpengaruh luas dan terus dikaji di dunia internasional, baik Timur maupun Barat, khususnya Indonesia," kata Gus Mis waktu itu.

Dubes Zuhairi Misrawi diundang secara khusus untuk menyampaikan presentasi tentang pengaruh pemikiran Syaikh Muhammad Thahir bin Asyur di Indonesia. 

Menurut dia, pemikiran Syaikh Muhammad bin Asyur punya pengaruh luas di dunia khususnya Indonesia. Karena mempunyai nilai yang sangat penting yang menegaskan tentang moderasi dan toleransi beragama.

"Pemikirannya relevan dan penting untuk membangun perdamaian dan solidaritas kemanusiaan. Dalam konteks kebangsaan, pemikiran Syaikh Muhammad Thahir bin Asyur telah memperkaya khazanah keislaman dan kebangsaan di Indonesia," kata dia.

Selain itu, dari segi langgam keberislaman pemikirannya juga mempunyai kekhasan dan kekhususan. Pemikiran-pemikiran Syaikh Muhammad Thahir bin Asyur mampu mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan kebangsaan dan kemanusiaan.

 "Umat Islam Indonesia bersama umat-umat agama yang lain berhasil melahirkan Pancasila sebagai dasar negara, sehingga tidak terjebak dalam perseteruan antara Islamisme dan sekularisme. Kami, umat Islam Islam Indonesia berhasil menciptakan jalan ketiga, yaitu Pancasila. Islam dipahami sebagai sumber nilai, sumber akhlak mulia, dan terwujudnya kemaslahatan," terang Dubes Zuhairi Misrawi.

Dalam konteks tersebut, lanjutnya, pemikiran Syaikh Muhammad Thahir bin Asyur mempunyai relevansi yang sangat kuat di Indonesia. Karya-karya mognum opusnya terus dikaji, seperti disebutkan di atas.

Berita Terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved