Segini Harta Kekayaan Mori Hanafi, Politikus NasDem yang Bongkar Borok Pemerintahan Jokowi di DPR

Politikus NasDem, Mori Hanafi tengah menjadi sorotan. Anggota Komisi V DPR RI itu berani mengungkap borok pemerintahan Jokowi.

Tribunnews/Alfarizy
MORI - Anggota Komisi V DPR RI Fraksi NasDem yang juga Ketua KONI NTB, Mori Hanafi, saat ditemui di Djarum Arena, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (14/10/2025). (Tribunnews/Alfarizy) 

TRIBUNJAKARTA.COM - Politikus NasDem, Mori Hanafi tengah menjadi sorotan. Anggota Komisi V DPR RI itu berani mengungkap borok pemerintahan Presiden ke-7 RI, Jokowi, saat rapat di DPR.

Mori mengungkapkan, sejumlah bendungan yang dibangun di era Jokowi tidak berfungsi.

"Terkait dengan bendungan, Pak. Izin saya mau sampaikan begini, Pak. Bendungan ini, Pak, banyak dibangun di zaman Pak Jokowi, Pak. Tapi hampir semua bendungan yang dibangun di era Pak Jokowi itu enggak habis dipakai sampai sekarang, Pak. Enggak fungsi, Pak. Enggak ada jaringan irigasinya," kata Mori,  saat rapat kerja Komisi V dengan Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, di Kompleks Parlemen DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (18/11/2025).

Mori bahkan tidak segan-segan menyebut rezim Jokowi jahat karena membangun bendungan berorientasi proyek semata.

Bahkan, kata Mori, tanah yang digunakan untuk membangun bendungan pun bermasalah.

"Pak, di Bendungan Tanjung yang Bapak datangi itu, Pak. Bapak bayangkan kita keluar duit satu koma sekian triliun, Pak, ada dua bendungan, Pak, sampai sekarang enggak bisa dipakai dan tanahnya bermasalah."

"Betul kata Pak Dirjen, saya begitu datang, Pak, langsung, Pak, ditumpukin sertifikat sama masyarakat."

"Menurut saya, Pak, menurut pandangan saya, rezim yang lama itu jahat. Loh, dia bangun itu kan orang baru tahu urusan proyek, Pak. Itu, Pak, pendekatannya pendekatan proyek, Pak. Dia enggak peduli itu barang enggak bisa dipakai, bisa kita bayangkan itu, Pak," tegas Mori.

Mori memaparkan kondisi bendungan yang dibangun di era Jokowi agar jangan diulangi pada era Presiden Prabowo Subianto.

"Nah, ke depan, Pak Menteri, Bapak harus selektif, Pak. Karena bendungan ini, izin, Pak, saya sudah hitung ini, bendungan itu mahal Pak. Bayangan Bendungan Tanju itu habis Rp 1,4 triliun hanya mengairi 2.250 hektar sawah. Kalau Bapak hitung berapa? Belum termasuk jaringan irigasinya. Kecuali Bapak bisa kaitkan bendungan itu untuk satu termasuk pengendalian banjir di situ, dua bisa masuk spam di situ, tiga bisa masuk perikanan di situ, empat bisa masuk untuk pariwisata Pak Menteri bisa Pak ada kenilaian ekonomisnya Pak."

"Tapi kalau cuma Bapak bangun bendungan, habis itu lagi Bapak bangun irigasinya, coba Bapak hitung, Pak, berapa habis uang kita, Pak? Belum lagi pemeliharaannya akibat sedimentasi yang begitu tinggi," paparnya.

Profil Mori Hanafi

Berikut TribunJakarta rangkum profil Mori Hanafi dari laman NasDem maupun DPR RI.

Mori merupakan seorang pengusaha dan politikus kelahiran Jakartam Jakarta, 21 Juli 1972.

Pria yang lantang bicara soal isu infrastruktur itu kini duduk di Komisi V DPR RI.

Dengan berpartai NasDem, Mori terpilih masuk parlemen pada Pileg 2024 lalu dari daerah pemilihan (dapil) Nusa Tenggara Barat atau NTB 1 meliputi Kabupaten Bima, Dompu, Sumbawa, Sumbawa Barat, dan Kota Bima.

'Mori juga menjabat Ketau Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem 2025-2030.

Riwayat Pendidikan

Mori menghabiskan masa kanak-kanak hingga remajanya di Jakarta. Riwayat pendidikan dari mulai SD, SMP hingga SMA dihabiskan di Al Azhar Jakarta (1977-1989).

Mori mengambil studi strata 1 di Universitas Pancasila, jurusan Ekonomi (1989-1994).

Setelahnya, ia terbang ke New South Wales, Australia untuk menempuh S2 di University of Wolongong hingga mendapat gelar Master of Commerce (1994-1997).

Riwayat Karir

Kendati lahir di Ibu Kota, namanya besar di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Terjunnya Mori ke dunia politik tak lepas dari peran ayahnya, Zainy Aroni, yang lama berkarir sebagai PNS di NTB, lalu terjun ke politik.

Zainy pernah terpilih dan menjabat sebagai Bupati Lombok Barat (2009-2015). Zainy terjerat kasus korupsi dan divonis 6 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Mataram, NTB, Senin (13/10/2025).

karir politik Mori bermula dari 2008 ketika ia masuk Gerindra dan terpilih menjadi ANggota DPRD NTB selama tiga periode berturut-turut.

Bahkan pada periode ketiganya, Mori dipercaya menjadi Wakil Ketua DPRD NTB.

Setelahnya, pada 2023, Mori pindah partai ke NasDem dan maju Pileg DPR RI. Mori terpilih dan hingga kini duduk di Komisi V.

Mori juga dipercaya Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, sebagai Ketua DPW NasDem NTB.

Harta Kekayaan

Selama menjabat DPRD NTB hingga DPR RI kini, Mori rutin melaporkan harta kekayaannya ke KPK.

Tercatat di Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan pada 30 Maret 2025 untuk periode 2024, Mori memiliki total kekayaan sebesar Rp 11.187.780.002.

Dari total kekayaannya, Mori memiliki tanah dan bangunan seluas 600 m2/500 m2 di Kota Mataram, NTB, senilai Rp 4.000.000.000 dan tanah seluas 300 m2 di Kabupaten Lombok Barat senilai Rp 195.000.000.

Mori juga melaporkan kepemilikan lima mobil dengan total nilai Rp 1.602.000.000.

Mori juga memiliki harta bergerak lain senilai Rp 3.253.700.000, kas dan setara kas senilai Rp 1.397.080.002, serta harta lainnya senilai 740.000.000.

Berita Terkait

Baca berita TribunJakarta.com lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved