Kesaksian Hidup Korban Tanjakan Emen Hingga Mekanik Bus Sarankan Potong Selang Rem Jadi Tersangka
"Tersangka baru yakni mekanik bus bernama Saif (46). Sebelumnya yang bersangkutan berstatus sebagai saksi."
Penulis: Ilusi Insiroh | Editor: Ilusi Insiroh
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Sudah hampir sebulan, pasca kecelakaan bus di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat, pada tanggal 10 Februari 2018, yang merenggut nyawa 26 orang.
Yuliana (33), putri sekaligus anak pertama korban yang meninggal di kecelakaan bus Tanjakan Emen, Jono (57) dan Sugianti (55).
Selepas kepergian kedua orangtuanya, Yuliana tetap melakukan kebiasaan ayahnya.
"Bapak tuh sering bawain susu jahe, ataupun gorengan buat orang yang pada mengaji di masjid sehabis salat Magrib," ujar Yuliana.
Untuk menjaga kebiasaan ayahnya, Yuliana setiap hari tetap mengirim susu jahe atau makanan kepada orang yang sedang mengaji di masjid dekat rumahnya.
"Meski bapak udah tidak ada, saya mau kebiasaan bapak tetap dirasakan oleh warga sekitar," ujar Yuliana kepada Tribun Jakarta.com di rumahnya, Legoso, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Sabtu (3/3/2018).
Ia mengatakan, kepergian kedua orangtuanya sangat meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi keluarga dan warga sekitar rumahnya.
Meski begitu, ia dan keluarganya sudah ikhlas untuk menerima kenyataan bahwa kedua orangtuanya sudah tidak ada.
Kepada TribunJakarta.com, ia juga menceritakan kembali kesaksian korban selamat yang disampaikan kepadanya, Sabtu (3/3/2018).
Yuliana mengatakan, ada seorang saksi hidup yang mengatakan bahwa ayah Yuliana, sempat mengucapkan takbir dengan keras sebanyak tiga kali sebelum akhirnya meninggal dunia.
"Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, sambil wajahnya bersimbah darah ayah saya mengucapkan kalimat itu," tutur Yuliana mengulang kesaksian dari korban selamat di kediamannya di kawasan Legoso, Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.
Berdasarkan kesaksian korban selamat, Ia juga menceritakan kembali ketika mengucapkan kalimat takbir ayahnya masih dalam keadaan hidup.
Namun selang beberapa saat kemudian, sudah tidak terdengar suara takbir tersebut dan berganti dengan suara panik dari para korban selamat kecelakaan bus tersebut.
Hingga saat ini belum ada pihak dari agen bus yang menyambangi kediaman keluarga korban meninggal.
Hal itu juga dituturkan oleh Yuliana (33) kepada wartawan TribunJakarta.com di kediamannya Legoso, Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan.