Kasus First Travel
Korban Tertarik Harga Murah, Fee Rp 200 Ribu Sampai Terdakwa Pamer Penghargaan di Hotel Mewah
Andika dan Anniesa menyampaikan bahwa First Travel merupakan jasa terbaik dalam jasa ibadah umrah
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Saksi mengungkap tertarik menjadi agen umrah First Travel karena tertarik dengan harga murah yang ditawarkan.
Sidang ke 3 kasus penipuan calon jemaah umrah dengan terdakwa tiga bos First Travel, yakni Andika Surachman, Anniesa Hasibuan, dan Kiki Hasibuan, kembali digelar di Pengadilan Negeri (PN) Depok, Senin (5/3/2018) pagi.
Enam orang saksi dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang kali ini.
Keenamnya adalah agen sekaligus calon jemaah umrah yang ditipu First Travel.
Mereka adalah Dewi Gustiana, Tri Suheni, Ruspita Sari, Martono, Surya Justina dan Setyaningsih Handayani.
Baca: Pengakuan Mantan Karyawan First Travel : Bagi Mereka Makanan Biasa, Kalau Buat Saya Jantungan
Tiga saksi diperiksa pertama kali secara bersama-sama, satu persatu dalam sidang kali ini yakni Dewi Gustiana, Tri Suheni, dan Martono.
Kepada majelis hakim ketiganya mengaku tertarik menjadi agen karena pernah berangkat umrah melalui First Travel antara 2011- 2013 dengan harga murah yakni sekitar Rp 11 Juta.
"Karenanya saya tertarik jadi agen karena harganya murah. Apalagi ada fee Rp 200 ribu per orang untuk agen bagi calon jemaah umrah yang daftar," kata Dewi salah seorang saksi atau agen asal Tangerang, kepada majelis hakim saat dikutip dari Warta Kota.
Dewi mengaku akhirnya menjadi agen sejak Desember 2015.
"Kami kemudian mendapat pembekalan sebagai agen beberapa kali oleh Andika, ibu Anniesa dan juga Kiki, di Kuningan," katanya.
Sejak menjadi agen hingga 2017, kata Dewi ada 671 calon jemaah yang mendaftar ke pihaknya.
"Mereka semua tertarik jadi calon jemaah karena harga yang ditawarkan murah yakni hanya sekitar Rp 14,3 Juta," katanya.
Dewi mengatakan sebanyak 342 calon jemaah yang mendaftar sejak 2016 sampai 2017 tidak juga berangkat sampai kini.
Sementara sisanya kata Dewi sudah sempat berangkat sebelumnya.
