Konsumsi Miras Tinggi, Sandiaga: Stres Masyarakat Tinggi dan Terkait Gangguan dan Kesehatan Jiwa
"Karena ini dikaitkan dengan tingkat tingginya stres masyarakat dan orang dengan gangguan kejiwaan dan kesehatan jiwa," kata Sandiaga
TRIBUNJAKARTA.COM - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, fenomena miras oplosan yang marak belakangan ini ada kaitannya dengan tingkat orang yang mengalami gangguan jiwa di Jakarta.
"Karena ini dikaitkan dengan tingkat tingginya stres masyarakat dan orang dengan gangguan kejiwaan dan kesehatan jiwa," kata Sandiaga di Jalan Gunung Sahari, Selasa (10/4/2018).
Baca: Zumi Zola: Artis, Bupati, Gubernur Termuda, Marah dan Tendang Kursi di Rumah Sakit Kini Ditahan KPK
Faktor lain yang memunculkan fenomena miras oplosan, menurut Sandiaga, adalah lapangan pekerjaan yang sulit didapatkan.
Lapangan pekejaan kurang, kesejahteraan masyarakat pun menurun.
"Akhirnya konsumsi miras meningkat tinggi dan karena kesejahteraan yang menurun. Solusinya miras yang lebih murah yang dioplos dan ini yang berbahaya sekali," kata Sandiaga.
Baca: Moeldoko: Presiden Jengkel Melihat Berita Tidak Benar
Sandiaga mengatakan, ia mendapat 15 sampai 20 laporan rutin dari kecamatan.
Laporan-laporan itu menyebutkan, setiap akhir pekan ada pesta anak muda. Anak-anak muda itu mengonsumsi miras oplosan.
Sedikitnya 28 orang tewas setelah meminum miras oplosan di sejumlah daerah di Jabodetabek, yaitu di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Depok, dan Bekasi dalam beberapa hari belakangan ini. (Jessi Carina)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Sandiaga: Konsumsi Miras Oplosan Tinggi karena Banyak Orang Stres