20 Tahun Alami Rematik dan Asam Urat, Penjual Kopi Berkursi Roda Harap Bantuan Pengobatan

Ia pernah berobat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo hingga sembuh, lalu kambuh lagi.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Kurniawati Hasjanah
TRIBUNJAKARTA.COM / JAISY RAHMAN TOHIR
Kakek Arwan (77),penjual kopi mentah di sekitar Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (17/6/2018). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Kakek Arwan, penjual kopi keliling di wilayah Ciputat dan sekitarnya, yang menggunakan kursi roda, mengharap bantuan untuk pengobatan kakinya.

Ia mengatakan kepada TribunJakarta.com, sejak 1998 ia alami sakit rematik dan asam urat, sudah tiga kali kambuh.

Ia pernah berobat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo hingga sembuh, lalu kambuh lagi.

Ia juga pernah berobat di sebuah pengobatan alternatif ala tradisi Cina, sempat sembuh lalu kambuh kembali sakitnya beberapa bulan ini.

Pria 77 tahun yang berjualan kopi saset ini dibuat tak bisa berjalan karena penyakit yang diidapnya.

Baca: Sederet Fakta Wanita 54 Tahun Ditelan Utuh oleh Ular Sanca, Pergi ke Kebun Hingga Ditemukan Tewas

Sehari-hari ia menggunakan kursi roda hasil pemberian temannya beberapa tahun silam, termasuk untuk keliling berjualan.

Ia biasa bulak-balik kolong flyover Ciputat dan Lapangan Alap-alap dekat stasiun Sudimara, dua lapaknya berjualan.

Harapan bantuan berobat itu ia sampaikan tersirat. Saat ditemui tengah beristirahat di Jalan Ciputat-Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (17/6/2018), ia bercerita pernah membaca sebuah artikel di koran tentang seorang kaya yang dermawan.

"Katanya dia suka membantu, saya mau ketemu dia," ujarnya.

Baca: Puasa Syawal atau Bayar Pengganti Puasa Terlebih Dahulu? Begini Penjelasan Ustad Abdul Somad

Ia setengah hati berharap bantuan dari pemerintah kota Tangerang Selatan karena ia ber-KTP Jakarta.

"Dulu pernah coba ganti wilayah, tapi susah, harus ada penjamin segala macam," ujarnya.

Kakek Arwan tinggal di kolong flyover Ciputat, dan beberapa tempat lainnya di pinggir jalan yang baginya nyaman. Ia hanya berjualan kopi saset untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved