Menteri Yasonna Tanggapi Saung Hingga Temuan Uang Lebih dari Rp 100 Juta di Lapas Sukamiskin
"Kalau semua punya integritas, saya tak perlu sampai beberapa hari ini untuk mikir," paparnya.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Y Gustaman
TRIBUNJAKARTA.COM - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menanggapi keberadaan saung dan penemuan uang tunai lebih dari Rp 100 Juta ketika pihaknya inspeksi mendadak ke Lapas Sukamiskin.
Hal tersebut disampaikan Yasonna di acara Mata Najwa yang ditayangkan pada Rabu (25/7/2018) malam.
Ketika sidak tim Kemenkumham menyita uang tunai dari beberapa kamar sel napi kasus korupsi.
Di antara uang yang disita berasal dari kamar narapidana kasus korupsi Raperda Reklamasi Pantai Jakarta, M Sanusi.
Sejumlah uang di kamarnya diklaim Sanusi untuk zakat, infak dan sedekah.
• Disindir Najwa Shihab Sekarang Bapak Enggak Bisa Lari, Ini Reaksi Setya Novanto
“Saya ketua baitul maal. Biasanya kita bagikan buat orang yang sakit, enggak punya biaya,” papar dia.
Dilansir dari Tribunnews.com, Dirjen Permasyarakatan Sri Puguh Budi Utami menemukan total uang Rp 112 Juta dari berbagai sel.
"Sudah kami label untuk masing-masing (uang), nanti dicatat di dalam register day dan akan dikembalikan kepada keluarganya saat berkunjung," kata Sri di kantornya, Jakarta, Senin (23/7/2018).
Menurut dia uang-uang tersebut dipergunakan oleh para napi untuk membeli kebutuhan makanan dan minuman.
"Kebetulan di lapas ada koperasi. Mereka mungkin untuk membeli tambahan makanan yang tidak disiapkan oleh lapas. Standar makanan yang diberikan oleh lapas adalah hanya nasi, lauk dengan buah. Satu orang tetap nilainya Rp 15 ribu, untuk tiga kali makan. Termasuk di dalamnya disiapkan untuk air minum," tutur Sri.
Tak hanya soal uang, di lapas ada saung yang sudah lama berdiri dan tak diketahui kapan waktu pembangunannya.
Saung itu ditujukan untuk para napi menerima keluarga yang berjunjung.
Adanya saung hingga temuan uang tunai lebih dari Rp 100 Juta membuat Menteri Yasonna angkat bicara.
Yasonna menuturkan, setiap napi diperbolehkan untuk memegang uang tunai namun terbatas.
"Sebatas membeli makanan karena menu makanan kita dari APBN cuma Rp 15 ribu sampai Rp 17 ribu per hari. Jadi boleh dibayangkan seperti Setnov dikasih makan Rp 17 ribu tiap hari," tutur dia.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/yasonna-laoly_20180726_135157.jpg)