Ekonom Amerika Kritik Jokowi Soal Rupiah, Fadli Zon Setuju dan Sindir Perhelatan IMF di Bali
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon ikut angkat suara soal pernyataan Presiden Joko Widodo terkait pelemahan rupiah.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon ikut angkat suara soal pernyataan Presiden Joko Widodo terkait pelemahan rupiah.
Hal ini menyusul pendapat ekonom Amerika di Universitas Johns Hopkins, Prof. Steve Hanke, yang menyebut pernyataan Jokowi sebagai omong kosong.
Politisi Partai Gerindra ini lalu mengaitkan komentar Steve Hanke dengan rencana Indonesia menjadi menjadi tuan rumah pertemuan IMF dan Bank Dunia Oktober mendatang.
"Setuju. Ironisnya, pemerintah akan menjadi tuan rumah pertemuan IMF / Bank Dunia pada Oktober 2018 nanti akan menghabiskan biaya USD 70 juta," ujar Fadli Zon dari laman Twitter @fadlizon yang diunggah pada Kamis (6/9/2018).
Simak ulasannya di bawah ini:
Rupiah belum berotot. Kurs spot rupiah melemah tipis 0,02 persen menjadi Rp 14.938 per dollar AS, Rabu (5/9/2018).
Serupa, rupiah pada kurs tengah Bank Indonesia juga terkoreksi 0,59 persen menjadi Rp 14.927 per dollar AS.
Presiden Jokowi mengemukakan, rupiah tak berdaya atas dollar AS karena faktor eksternal.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, hal itu terlihat dari pelemahan mata uang negara lain terhadap dollar AS.
"Ini faktor eksternal yang bertubi-tubi. Baik yang berkaitan dengan kenaikan suku bunga di AS, baik yang berkaitan dengan perang dagang AS dan China, baik yang berkaitan dengan krisis di Turki dan Argentina," ujar Jokowi di Pelabuhan Tj Priok, Jakarta Utara, Rabu (5/4/208) kemarin.
Menurutnya, pemerintah berikut otoritas terkait terus memantau kondisi rupiah terhadap dollar AS.
Ia mengaku, pemerintah akan terus menjaga kondisi ekonomi nasional agar penguatan dollar AS tidak berpengaruh besar terhadap kondisi di masyarakat.
"Saya terus melakukan koordinasi di sektor fiskal, moneter, industri, pelaku-pelaku usaha. Saya kira koordinasi yang kuat ini menjadi kunci sehingga jalannya itu segaris semuanya," urainya seraya menegaskan, pemerintah berupaya mengurangi defisit transaksi berjalan dengan mengerek naik ekspor, dan mengurangi impor.
Selain itu, pemerintah berusaha menggenjot investasi demi menjaga pondasi ekonomi dalam negeri.
"Target saya sudah saya berikan agar dalam satu tahun betul-betul ada perubahan di penyelesaian defisit transaksi berjalan," paparnya.
• Rupiah Anjlok Terhadap Dolar dan Mata Uang Lainnya, Warga Berburu Dolar dan Harga Elektronik Naik
• Rupiah Melemah hingga Rp 15 Ribu, Money Changer Banjir Pengunjung