Ekonom Amerika Kritik Jokowi Soal Rupiah, Fadli Zon Setuju dan Sindir Perhelatan IMF di Bali

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon ikut angkat suara soal pernyataan Presiden Joko Widodo terkait pelemahan rupiah.

Editor: ade mayasanto
Grafis Tribun Jakarta / Picture: Toto Sihono
Ilustasi 

(Zon, kamu benar AS / IMF berusaha menggulingkan Suharto, dan melakukannya. Sebagai penasihat utamanya, saya bertemu dengan Suharto di kediamannya setiap malam. Dia tahu persis apa permainan hebatnya-red)," tulis Steve.

Untuk diketahui, Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam IMF-World Bank Annual Meetings (AM 2018) akan digelar di Bali pada 8-14 Oktober 2018.

Dikutip laman resmi BI, pertemuan tersebut merupakan pertemuan terbesar dunia dalam bidang ekonomi dan keuangan.

Diketahui, pertemuan ini menghadirkan Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari 189 negara anggota.

Sementara total peserta pertemuan itu sendiri mencapai 15 ribu orang.

Menurut Fadli Zon, pemerintah Indonesia yang bertindak sebagai penyelenggara acara IMF-World Bank 2018 tidak hebat, karena bukannya dibayar, namun justru keluar uang 1 triliun rupiah.

"Pemerintah @jokowi jadi 'event organizer' pertemuan World Bank - iMF.

Sebagai EO bukan dibayar, malah keluar uang hampir 1 triliyun rupiah.

Terus apa hebatnya?" kata Fadli Zon.

Sebelumnya, Fadli Zon pernah meminta agar Indonesia hati-hati terhadap IMF.

Hal ini ia sampaikan ketika delegasi IMF Christine Largede mengunjungi Indonesia beberapa waktu lalu dan memuji Indonesia.

Fadli Zon bahkan khawatir jika pujian IMF tersebut beracun.

"Hati2 pujian beracun. Waktu krisis 1997-1998 IMF jg puji2 fundamen ekonomi RI kuat.

Tp setelah itu menyiram bensin ke tengah api," ujar Fadli.

Menurutnya, IMF adalah institusi yang membuat ekonomi RI hancur pada 20 tahun silam.

"IMF adalah institusi yg bikin hancur ekonomi RI 20 th lalu. Kini pemerintah menjamu besar2an IMF dg biaya Rp 1 Trilyun. Mental Inlander?," kata Fadli Zon.

Rupiah Melemah, Warga Berbondong-bondong Datangi Money Changer untuk Jual Dolar

RAPBN 2019
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat menjadi alasan bagi pemerintah untuk menakar kembali asumsi Rancangan Anggaran pendapatan dan Belanja Negera (RAPBN) di 2019.

Pekan ini, harga US$ 1 sudah mendekati kisaran Rp 15.000. Angka itu di atas asumsi yang ditetapkan pemerintah untuk RAPBN 2019.

Dilansir dari Kontan, Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kementerian Keuangan (Kemkeu) Askolani mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah memiliki dampak terhadap berbagai sisi APBN. Tak hanya berdampak terhadap anggaran utang dan bunga utang, tetapi juga pada penerimaan negara hingga belanja, khususnya anggaran subsidi.

“Kalau asumsi punya efek APBN maka kami akan hitung kembali untuk kemudian disepakati di Badan Anggaran (Banggar) DPR," kata Askolani, Rabu (5/9).

Salah satu elektronik yang ada di kawasan Kramat Jati, melemahnya nilai tukar rupiah berimbas pada kenaikan harga sejumlah barang elektronik sehingga omzet pedagang terus mengalami penurunan, Rabu (5/9/2018).
Salah satu elektronik yang ada di kawasan Kramat Jati, melemahnya nilai tukar rupiah berimbas pada kenaikan harga sejumlah barang elektronik sehingga omzet pedagang terus mengalami penurunan, Rabu (5/9/2018). (TribunJakarta/Dionisius Arya Bima Suci)

Analisis sensitivitas Nota Keuangan APBN 2019 yang dilakukan pemerintah menunjukkan, pelemahan rupiah berdampak positif bagi keuangan negara. Alasannya, pelemahan rupiah mengungkit pendapatan negara dari pajak maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Memang, nilai belanja turut meningkat.

Secara keseluruhan, setiap kurs rupiah bertambah Rp 100 di atas asumsi makro akan menambah pendapatan negara Rp 3,9 triliun-Rp 6 triliun, sedangkan belanja negara Rp 2,9 triliun-Rp 4,4 triliun. Walhasil, ada tambahan surplus anggaran sekitar Rp 900 miliar-Rp 1,5 triliun.

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved