UI Temukan Gerakan Anti Pacaran yang Melakukan Sweeping di Kota Depok
gerakan tersebut cukup mengkhawatirkan secara sepihak melakukan sweeping kepada pasangan muda-mudi, bahkan melalui sosial media
Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
TRIBUNJAKARTA.COM, DEPOK - Universitas Indonesia (UI) beberapa waktu yang lalu, berhasil mengungkap adanya gerakan sekelompok orang yang melalukan sweeping dan menyasar pasangan muda-mudi yang asik berpacaran.
Hal itu itu diungkapkan oleh Reni Sumarso Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) UI ketika dikonfirmasi wartawan.
Reni menuturkan, gerakan tersebut terungkap dari hasil survei yang dilakukan pihaknya, terkait potensi konflik agama di kota Depok.
“Survei kami menemukan ada gerakan kecil namanya gerakan Indonesia tanpa pacaran. Yang melakukan survei ini anak-anak mahasiswa UI yang turun langsung ke lapangan,” katanya Reni, Jumat (12/4/2019).
Lanjut Reni, gerakan tersebut cukup mengkhawatirkan secara sepihak melakukan sweeping kepada pasangan muda-mudi, bahkan melalui sosial media.
“Mereka sweeping online melalui sosial media, misalnya di facebook, mereka mencari yang pacaran atau posting pasangan berdua terus dihubungi dan dikasih tahu kalau itu haram, bahkan disuruh nikah dan disiapkan segala sesuatunya hingga tempatnya. Ini tidak sah secara hukum, karena tidak ada buku nikah hanya menurut agama saja.” tandasnya.
• Kangen Lagu-lagu Hits 90-an Dimainkan Band Favorit? Anda Bisa Datang ke Pantai Lagoon Ancol
• Yuk Rasakan Serunya Rekreasi Mengenal Aneka Satwa Air di Jakarta Aquarium
• Aplikasi Help Bantu Mitra Tingkatkan Kesejahteraan
Sementara sweeping yang dilakukan langsung di lapangan, Reni menuturkan gerakan tersebut pernah melakukannya di sebuah cafe di jalan Margonda Raya, Beji, Kota Depok.
“Di cafe pernah juga sweeping, jadi ada jam 22.00 WIB lagi di cafe di Margonda ada sepasang anak muda-mudi tiba-tiba didatangi oleh gerakan ini. Mereka bilang tak pantas berduaan karena cenderung maksiat, mereka menggunakan dalil-dalil agama,” ucap Reni.
Terkait kelompok tersebut, Reni mengakui telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Depok.
“Mereka selalu menyebut bukan muhrim, lebih baik nikah saja. Biasanya mereka sweeping bergerombol. Nah gerakan seperti ini bisa memicu konflik jika tidak segera diatasi," pungkasnya.