Ramadan 2019
Sambut Ramadan, Warga Tangerang Mandi dan Keramas Massal di Sungai Cisadane
Warga Kota Tangerang mempunyai cara yang unik dalam menyambut bulan suci Ramadan 1440 H. Mereka melakukan keramas massal.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Warga Kota Tangerang mempunyai cara yang unik dalam menyambut bulan suci Ramadan 1440 H.
Contohnya warga Kampung Babakan, Kota Tangerang yang menggelar ritual tahunan yaitu mandi dan keramas massal di pinggir Sungai Cisadane pada Sabtu (4/5/2019).
Menurut warga sekitar, acara yang rutin dilaksanakan tiap tahun sebelum masuk bulan suci Ramadan tersebut sudah berjalan sekira 20 tahun lamanya sejak 1990.
Dari pantauan langsung di lokasi, acara yang dikenal sebagai Keramas Merang tersebut diikuti meriah dan ceria dari berbagai kalangan anak-anak hingga dewasa.
Tampak, tua muda warga Babakan keramas menggunakan air Sungai Cisadane bersama-sama bahkan, sebagian remaja menceburkan diri di Sungai Cisadane sambil berenang.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, tradisi keramasan ini merupakan acara yang tiap tahun diadakan untuk menjaga budaya Kota Tangerang agar tidak punah.
"Tradisi keramas ini dilakukan oleh warga Babakan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan. Ini juga merupakan budaya masyarakat lokal. Saya terimakasih kepada para tokoh untuk memperkenalkan tradisi ini kepada anak-anaknya agar budaya ini tidak punah," jelas Arief di pinggir Sungai Cisadane, Sabtu (4/5/2019).
Lanjutnya, selain menjaga agar budaya Keramas Merang tidak punah, acara tahunan tersebut juga untuk menjaga tali silaturahmi antar warga Tangerang.
"Ritual ini itu tidak hanya dimaksudkan untuk membersihkan badan dan mempererat tali silaturahmi, tetapi juga disimbolkan untuk membersihkan hati," sambungnya.
Camat Tangerang, Agus Hendra mengatakan, acara yang sudah dilaksanakan sejak 20 tahun yang lalu itu menggunakan sampo buatan sendiri.
Sampo tersebut, lanjutnya, telah dipersiapkan oleh warga Babakan dan Pemerintah setempat khusus untuk Keramas Merang yang terbuat dari merang.
"Sampo berupa merang itu buat sendiri, pak Lurah dan jajaran mempersiapkan bersama masyarakat beberapa hari sebelumnya sudah kita siapkan," tutur Agus.
Sementara, Indah (36) warga Kampung Babakan mengaku sudah mengikuti ritual Keramas Merang sejak masih anak-anak.
Ia mengaku dulu kala, Sungai Cisadane masih dalam kondisi yang jernih, bersih, terbebas dari sampah hingga sekarang keruh dan banyak sampah berserakan.