Potret Pratu Randi yang Tolong Anak TK dari Tank Tenggelam: Pertanda Aneh sampai Teriakan Ibunda

Masing-masing Pratu Randi Suryadi dari Batalyon Infanteri 412/BES dan Iswandari, guru pengasuh Pos PAUD Ananda.

Tribunjabar/Seli Andina Miranti
Ibu Pratu Randi Suryadi, Oneng Rohaeni, tak kuasa menahan tangis di depan pusara makam anaknya. 

Hal tersebut diungkapkan paman Pratu Randi Suryadi, Cucu Suhendar (44), ketika ditemui Tribun Jabar di rumah duka, Minggu (11/3/2018).

Meski dari keluarga sederhana, kata Cucu Suhendar, keponakannya tersebut tak pernah berkecil hati dan tetap bertekad untuk masuk tentara.

"Dari kelas 2 SMA itu dia sudah sering lari, persiapan fisik, biar siap saat tes katanya," ujar Cucu Suhendar.

Karangan Bunga Penuhi Rumah Duka Pratu Randi Suryadi di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Minggu (11/3/2018)
Karangan Bunga Penuhi Rumah Duka Pratu Randi Suryadi di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Minggu (11/3/2018) (Tribunjabar/Seli Andina Miranti)

Paman dari Pratu Randi Suryadi tersebut mengungkapkan, tekad keponakannya untuk menjadi tentara tak diarahkan oleh keluarga tetapi murni keinginan sendiri.

Sang ayah, Eman Sumantara, bahkan sempat tidak mengizinkan Pratu Randi Suryadi untuk menjadi tentara hingga akhirnya Randi meminta Cucu untuk membantu membujuk sang ayah agar diberi restu.

Randi Suryadi sempat mendaftar untuk masuk Akademi Militer (Akmil) dan sampai tes Pantohir namun tidak lolos.

Tak berkecil hati, Randi Suryadi pun mengikuti tes Sekolah Calon Tamtama (Secata) dan lolos menjadi prajurit TNI.

"Bahkan dia tes ke mana-mana pun sendiri, tidak diantar-antar. Randi itu mandiri dan kalau sudah punya tekad pasti dikejar," ujar Cucu Suhendar.

Kini, keponakan kebanggaan Cucu Suhendar telah meninggal dunia dalam tugasnya sebagai seorang prajurit.

Meski sulit, Cucu mengaku masih merasa bangga karena Pratu Randi Suryadi terus mempertahankan tekadnya hingga akhir hayat.

Teriakan Ibunda

Ibu Pratu Randi Suryadi, Oneng Rohaeni, tak kuasa menahan tangis di depan pusara makam anaknya.
Ibu Pratu Randi Suryadi, Oneng Rohaeni, tak kuasa menahan tangis di depan pusara makam anaknya. (Tribunjabar/Seli Andina Miranti)

Pratu Randi tengah menjadi pahlawan menyelematkan nyawa anak-anak PAUD dan TK yang nyaris tenggelam.

Hal ini disebabkan tank yang ditumpanginya dan rombongan anak-anak itu, terperosok ke dalam sungai.

Nahas, aliran sungai itu membuat Pratu Randi meregang nyawa.

Pratu Randi diduga kelelahan saat menyelamatkan anak-anak yang nyawanya hampir tak tertolong itu.

Namun, nasib buruk justru menimpa dirinya. Tubuhnya terseret derasnya arus Sungai Bogowonto hingga meninggal.

Kabar duka ini membuat keluarga banjir air mata.

Sabtu (11/3/2018), rumah mendiang Pratu Randi dipenuhi karangan bunga.

Sejumlah kawan tentara, turut berkumpul mengantar kepergian jenazah Pratu Randi ke liang lahat.

Peti jenazah sang pahlawan pada insiden tank tenggelam itu, diboyong dalam upacara pemakaman jenazah yang sakral.

Air mata sang bunda pun tak terbendung. Perempuan berjilbab hitam ini menangis histeris.

Ia berteriak, menyebut nama sang anak, sambil berjalan mendekati makam putranya.

Suasana duka ini menyelimuti kesedihan pada prosesi pemakaman. (Tribun Jateng/Tribun Jabar)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved