Kisah Penyakit Hingga Sikapnya Tak Takut Kematian, Stephen Hawking: Tuhan Tidak Ada

Menurutnya, otak yang dimilikinya bagai komputer yang akan berhenti bekerja saat komponennya gagal.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Kurniawati Hasjanah
telegrafi.com
Stephen Hawking 

Tak hanya penyakitnya yang mendapatkan sorotan, Hawking juga pernah menyatakan kalau dirinya tak percaya akan keberadaan Tuhan dan tidak takut akan kematian.

steve.hawking
instagram.com/steve.hawking

Dilansir TribunJakarta.com dari Theguardian.com, Hawking menyatakan adanya sebuah keyakinan akan surga dan akhirat merupakan sebuah cerita saja bagi orang yang takut akan kematian.

Dalam wawancara ekslusifnya dengan Guardian, dirinya mengatakan walaupun saat itu dirinya telah mengindap penyakit yang tak dapat disembuhkan namun dirinya tetap membawa penyakit tersebut untuk lebih menikmati hidup.

Baca: Bocah-bocah Ini Senang Bisa Dampingi Pemain Bola Profesional di Piala AFC

Baca: Prediksi Kiamat 100 Tahun Lagi, Stephen Hawking Sarankan Manusia Segera Eksplorasi Tata Surya Lain

"Saya telah hidup dengan prospek kematian dini selama 49 tahun terakhir, saya tidak takut mati, tapi saya tidak terburu-buru untuk meninggal, saya memiliki banyak hal yang ingin saya lakukan lebih dulu," ucapnya.

Menurutnya, otak yang dimilikinya bagai komputer yang akan berhenti bekerja saat komponennya gagal.

"Saya menganggap otak sebagai komputer yang akan berhenti bekerja saat komponennya gagal. Tidak ada surga atau akhirat untuk komputer yang rusak, itu merupakan sebuah cerita peri untuk orang yang takut akan kegelapan," tambahnya.

Saat melakukan wawancara bersama media Spanyol El Mundo beberapa waktu lalu, sosok jenius ini menyatakan Tuhan tidak ada dan menjelaskan kalau dirinya merupakan seorang ateis.

Namun di bukunya yang berjudul A Brief History of Time tahun 1998, ada kalimat yang seolah menyatakan dirinya percaya akan Tuhan.

Kalimat yang dimaksud yakni "Akan menjadi sebuah kemenangan besar bagi manusia untuk mengetahui pemikiran Tuhan."

Ketika ditanyakan hal tersebut saat wawancara dengan El Mundo, Hawking mengatakan maksud kalimat tersebut yakni kita akan tahu apa yang Tuhan tahu, jika Tuhan itu ada padahal tidak ada.

"Saya seorang ateis," ucapnya.

stephen_hawking_
instagram.com/stephen_hawking_

Ketika dirinya ditanya oleh tim Guardian, "Mengapa kita disini?"

Sosok pria itu memberikan penjelasannya, adanya fluktuasi kuantum mungil di awal alam semesta yang menjadikan terbentuknya galaksi, bintang dan kehidupan manusia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved