Kisah Penyakit Hingga Sikapnya Tak Takut Kematian, Stephen Hawking: Tuhan Tidak Ada
Menurutnya, otak yang dimilikinya bagai komputer yang akan berhenti bekerja saat komponennya gagal.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Kurniawati Hasjanah
"Ilmu memprediksi berbagai jenis yang ada di alam semesta akan tercipta secara spontan dari ketiadaan. Ini merupakan sebuah kebetulan dimana kita berada," ucapnya.

Berita mengenai meninggalnya Hawking disampaikan oleh juru bicara keluarga.
"Kami sangat sedih karena ayah tercinta kami telah meninggal dunia hari ini," kata anak-anak Hawking, Lucy, Robert, dan Tim, dilansir dari Sky News, Rabu (14/3/2018).
Baca: Cuma Satu Bulan, Penerimaan Sopir Baru Taksi Online Buka Kembali Bulan April
Baca: Berkarir Selama 4 Dekade, Kekayaan Sridevi Ini Membuat Kamu Ingin Menjadi Artis Bollywood
"Dia adalah ilmuwan hebat dan pria luar biasa, yang kinerja dan peninggalannya akan hidup untuk bertahun-tahun ke depan," lanjut pernyataan tersebut.
Pria asal Inggris ini dikenal melalui karyanya di bidang 'lubang hitam' dan relativitas serta mengarang beberapa buku sains, satu di antaranya "A Brief History of Time".
Baca: Ini Reaksi Fahri Hamzah Disarankan Gabung Partai Bulan Bintang
Baca: Mey Chan Berganti Nama Hingga Rilis Single Terbarunya, Bukannya Dia Tinggal di Singapura?
Kisah hidupnya sempat diangkat ke layar lebar "The Theory of Everything" yang dibintangi Eddie Redmayne pada tahun 2014.
Pria yang memiliki nama lengkap Stephen William Hawking ini lahir di Oxford pada tahun 1942.
Hawking memulai studi ilmiahnya di University College, Oxford.
Ahli kosmologi ini didiagnosis menderita penyakit motor neuron pada tahun 1963, saat usianya 21 tahun.
Meski menderita penyakit, Hawking tetap melanjutkan studinya di Universitas Cambridge dan menjadikannya sebagai salah satu fisikawan paling berpengaruh sejak masa Albert Einstein.
Baca: Perang Urat Syaraf Pun Tak Terhindarkan Jelang Pertandingan Persija Vs SLNA