Tak Bisa Berkedip Sejak Lahir Seorang Gadis Menolak Dioperasi Ternyata Ini Alasannya
Namun gadis berusia 13 tahun ini menolak untuk dioperasi, padahal operasi tersebut membantunya terlihat 'normal'.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Rr Dewi Kartika H
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Seorang gadis remaja berjuang hanya untuk berkedip.
Dirinya dilahirkan dengan kondisi mata yang langka.
Namun gadis berusia 13 tahun ini menolak untuk dioperasi, padahal operasi tersebut membantunya terlihat 'normal'.
Apa alasannya? Mari Kita simak!
TONTON JUGA
Holly Chidgey, tidak memiliki otot di kelopak mata.
Remaja beramata biru itu menolak untuk di operasi, karena dirinya suka terlihat 'berbeda'.
Anak berusia 13 tahun itu hampir tidak bisa membuka matanya dan tidak bisa berkedip setelah ia lahir dengan kondisi yang disebut Blepharophimosis Ptosis Epicanthus Inversus Syndrome (BPES).
Dia telah menjalani dua operasi termasuk mengambil otot dari kakinya dan memasukkannya ke dahinya untuk meningkatkan penglihatannya.
Holly, yang kerap mengalami pelecehan dan tatapan miring dari orang-orang disekitarnya, tidak memiliki keinginan untuk operasi yang ketiga.
Dia ingin mendorong orang lain untuk mencintai penampilan unik dirinya.
Baca: Tak Kuat Dihujat Masalah Buku Rp 5.9 Juta Bonus Video Call Ini Yang Dilakukan Gen Halilintar
Remaja, dari Fareham, Portsmouth, berharap meningkatkan kesadaran orang-orang terhadap kondisi langka yang dimiliki setiap orang.
Holly mengatakan dia bahagia dengan kondiisnya saat ini.
Dia sekarang suka membuat video musik dan tarian dengan teman-temannya hal tersebut mampu membantunya membangun kepercayaan diri.
Ibunya, Lucy (44), mengatakan secara naluriah dia menyadari ada sesuatu yang tidak benar saat Holly lahir.
"Saat lahir Holly tidak membuka mata untuk waktu yang cukup lama, tetapi bidan terus mengatakan itu adalah hal yang biasa, sebagai ibu baru saya hanya percaya saja," ujar Lucy.
Lucy menceritakan kejadian tidak menyenangkan yang pernah ia alami saat membawa Holly ke klinik untuk menimbang berat badan. Orang-orang yang ada di sana menatap Hollyy dengan tatapan hina.
Baca: 5 Hewan yang Dihukum Mati Karena Kejahatannya: Ayam Jantan Bertelur Dieksekusi Karena Dianggap Iblis
"Ketika saya membawa Holly untuk ditimbang di klinik, pengunjung klinik ada yang berkata 'oh bukankah itu mata yang memalukan'. Saya sangat terpukul," ujar Lucy dikutip TribunJakarta.com dari Mirror.
Lucy dan suaminya Garry (45) pernah membawa Holly ke dokter umum, tetapi akhirnya dia dirujuk ke rumah sakit spesialis setempat.
Dia kemudian didiagnosis dengan BPES - kondisi perkembangan langka yang menyebabkan mata sipit dan kelopak mata melorot.
Tapi tidak sampai Lucy melakukan pencarian internet dan menemukan rumah sakit mata di London yang menawarkan operasi bahwa dia bisa mendapatkan bantuan untuk gadis kecilnya.
Selanjutnya Holly yang masih berusia 15 bulan saat itu harus merasakan dingin nya meja operasi.
Di usia lima tahun Holly kembali menjalani operasi, di mana otot dari kakinya diambil dan dimasukkan ke dahinya untuk menghentikan kelopak dapat terbuka.
"Seandainya saya terlambat menanganinya, dia bisa buta sekarang," ujar Lucy yang juga seorang ibu bagi Sophie yang berusia delapan tahun.
Operasi keduanya dilakukan setelah kaki Holly dirasa cukup panjang agar dapat mengambil otot dari kaki putrinya itu.
"Mereka harus menunggu sampai kakinya cukup panjang untuk operasi kedua," kata Lucy.
Baca: Agus Hafiluddin X Factor Indonesia Rilis Single Terbaru, Netizen Salah Fokus Dengan Hal Ini
Tidak seperti orang pada umunya, Holly begitu sulit untuki sekedar menutup dan membuka matanya.
"Dia masih tidak bisa berkedip seperti kamu dan aku karena dia tidak punya otot untuk melakukannya, dia harus menggunakan oto dahinya," jelas Lucy.
Ibu dari dua orang putri itu juga menceritakan walau sulit untuk membuka dan menutup mata, kondisi penglihatan Holly baik-baik saja.
Holly yang merasa kondisinya 'baik-baik' saja menolak untuk melakukan operasi ketiganya.
Padahal menurut Lucy operasi ketiga itu dapat membuat Holly terlihat 'normal'.
"Tetapi penglihatannya baik-baik saja, dia menolak operasi ketiga untuk mengangkat kelebihan kulit dari atas saluran air matanya," tambah Lucy.
Lucy mengatakan walaupun putrinya merasa dirinya baik-baik saja, tapi tidak begitu dengan orang-orang di sekitar mereka.
Masih banyak orang yang memandang Holly dengan tatapan aneh.
"Dia sering bertanya kepada saya mengapa orang-orang menatapnya dan seorang wanita bahkan tersandung kakinya sendiri karena dia terlalu sibuk menatap putriku," kata Lucy.
Orang-orang bahkan sering mempertanyakan hal yang membuat Lucy sakit hati.

"Orang-orang bertanya apakah dia buta, apakah dia memiliki Downs Syndrome, aku berusaha menjawab itu semua semuanya dengan tenang," jelas Lucy.
Holly senang dengan penampilannya dan berharap dapat menginspirasi orang lain untuk menerima diri mereka dengan apa adanya seperti dirinya.
"Ketika orang-orang menatap saya tidak merasakan apa pun karena itu tidak mengganggu saya," ujar Holly.
Gadis cantik itu berharap anak-anak yang memiliki kondisi mata langka seperti dirinya untuk tidak memperdulikan omongan dan pandangan orang lain.
"Bagi siapa pun yang memiliki kondidi serupa dengan saya, saya hanya akan mengatakan jangan khawatir tentang apa yang dipikirkan orang dan fokus pada hal-hal positif, hal-hal yang Anda kuasai seperti menari, berenang, dan senam," jelas Holly.
Baca: Suku Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Jakarta Barat Kunjungi Balai Wartawan
Meski memiliki terlahir dengan kondisi yang langka, Holly tetap percaya diri.
"Saya tidak khawatir bertemu orang baru meskipun saya malu. Saya selalu lebih suka orang-orang bertanya kepada saya tentang kondisi mata saya daripada pura-pura," ujar Holly.
Nyatanya gadis 13 tahun itu mampu memberikan pelajaran berharga bagi orang-orang disekitarnya.
"Kami sangat bangga dengan Holly, Saya benar-benar berharap saya memiliki sikap seperti Holly ketika saya seusianya," ujar seorang kerabat Holly.