Perampokan di Pondok Labu
6 Fakta Keseharian Pembunuh Pensiunan TNI AL: Berantem Soal Asmara, Bikin Gaduh dan Sering Mabuk
Terdapat dua lantai, delapan kontrakan di lantai dasar, dan sembilan kosan di lantai dua.
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA -- Polres Jakarta Selatan menangkap Supriyanto (20) yang diduga merampok dan membunuh pensiunan TNI AL, Hunaedi (83) di Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Supriyanto ternyata diciduk di salah satu kosan rekan sejawat di Jalan Haji Muslim Nomor 15 RT 13/01, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2018) dini hari.
Baca: Ketua Umum PPP Cerita Awal Mula Fitnah Cap Komunis Terhadap Jokowi
Kosan sejawat Supriyanto berwarna dasar biru.
Terdapat dua lantai, delapan kontrakan di lantai dasar, dan sembilan kosan di lantai dua.
TribunJakarta.com menguktip Tribunnews.com, merangkum fakta-fakta seputar keseharian pelaku:
1. Berkelahi dipicu motif asmara

Menurut keterangan salah satu pengontrak di kawasan tersebut, Hengky (53), ia mendengar suara keributan dari lantai dua. Suatu keributan yang berujung Supriyanto terciduk.
"Duk, duk, duk, terdengar keributan dari atas," ceritanya di kawasan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (13/4/2018).
Penuturan Hengky, Supriyanto terlibat dalam keributan bermotif asmara.
Keributan antar pacar teman Supriyanto, dengan mantan pacar teman.
Baca: LINK LIVE STREAMING Persija Vs Borneo FC: Marko Simic Tak Akan Mendapat Ruang Bebas
"Mungkin karena mantan pacar tak terima dipukul, dilaporkan ke polisi," ujar Hengky.
Tak lama kemudian, sekira delapan anggota kepolisian datang ke tempat tersebut. Mengamankan beberapa orang, termasuk Supriyanto. Mereka diperiksa sebagai saksi.
"Ada sepuluh orang yang dibawa, sama si Kiray itu (Supriyanto, -red)," ujarnya. Hengky tak mengetahui kelanjutan cerita saat Supriyanto dibawa Polisi.