Rumah Pijat Tunanetra di Siola Diresmikan Risma, Nur Cholifah Bukan Main Senangnya

Nur Cholifah (26) tak berhenti tersenyum saat namanya dipanggil untuk naik ke atas panggung peresmian rumah pijat tunanetra.

Editor: Y Gustaman
Surya/Pipit Maulidiya
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini merasakan pijatan tukang pijat tunanetra usai peresmian Rumah Pijat di Gedung Eks Siola. SURYA/PIPIT MAULIDIYA 

Zainul Muttaqin, Wakil Ketua Persatuan Tunarungu Indonesia (Pertuni) di Surabaya menceritakan bahwa perhatian Pemerintah Kota Surabaya ini membawa iri teman-teman tunarungu di kota lain.

"Mereka banyak yang iri, dalam arti ingin diperlakukan sama di kota tempat mereka tinggal. Karena semakin ke sini, kami praktisi pijat tunanetra bersaing dengan praktisi pijat normal lainnya. Belum lagi ada teknologi kursi pijat, jadi wadah seperti ini sangat diinginkan kawan-kawan tunanetra daripada ngamen atau mengemis," tambahnya.

Berdayakan Disabilitas

Tri Rismaharini mengungkapkan keberadaan rumah pijat tunanetra di Siola memang sudah direncanakan sejak lama.

Selain itu, Risma juga rencana siapkan tempat untuk jualan koran yang akan dioperasikan disabilitas.

"Ini supaya mereka bisa mencari nafkah mandiri. Saya suruh jualan di Siola sekarang karena Siola sudah ramai, kalau nggak ada yang beli kan kasihan. Mereka juga dilatih komputer, supaya mereka bisa jadi tenaga administrasi," katanya.

Risma menjelaskan pemberian tempat bagi disabilitas ini karena mereka punya akses terbatas.

"Kalau yang normal bisa ke mana-mana, bisa milih kerja apa saja. Dia (disabilitas) jalan aja susah, kita juga fasilitasi yang normal misalnya jadi penyapu, satgas, dan PU, ini harus adil, kalau nyapu mereka juga gak bisa kan," pungkas Risma.

Kepala Dinas Sosial Surabaya, Soepomo menambahkan nantinya ada delapan orang tunarungu yang stand by setiap harinya. Agar merata, akan ada sistem rolingan yaitu satu hari ganti.

"Bukan sistem sift, tapi ganti besok harinya untuk memudahkan mobilisasi," jelasnya.

Rumah pijat tunanetra di Siola buka pukul 09.00 WIB hingga 21.00 WIB setiap hari. Fasilitas yang tersedia adalah ruang pijat terbagi antara laki-laki dan perempuan.

Pengunjung bisa melakukan pijat kaki saja, atau seluruh badan di ruang yang berbeda.

"Untuk seluruh warga kota Surabaya atau pengunjung yang lelah atau penat, bisa mampir dan mencoba. Enak kok, selain membebaskan penat memberikan bantuan kepada teman-teman disabilitas," tutup Risma sambil promosi. 

Risma merasakan pijatan praktisi tunanetra di Siola usai peresmian.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Risma Resmikan Rumah Pijat Tunanetra di Siola, Nur Cholifah Mengaku Kursus Pijat sejak Kelas 6 SD

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved