Kasus Terorisme
Aman Abdurrahman Bacakan Pembelaan: Persilahkan Vonis Mati Sampai Singgung Bom Surabaya
Kuasa Hukum Aman Abdurrahman, Asludin Hatjani menyatakan kliennya tidak bersalah atas perbuatan yang dituduhkan kepadanya.
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Aman mengaku tidak takut terhadap segala hukuman yang dinilainya zalim.
"Mau vonis seumur hidup silahkan atau kalian vonis mati silahkan juga. Jangan ragu atau berat hati. Tidak ada sedikit pun saya gentar dan rasa takut dalam hati saya dengan hukuman zalim kalian ini," ujar Aman dalam pleidoinya.
Menurutnya, peradilan yang dijalaninya merupakan konspirasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan dunia.
Dia yakin bahwa dirinya sedang didzalimi oleh para penguasa di Indonesia.
"Dihatiku hanya bersandar pada penguasa dunia dan akherat. Dan apa yang kalian lakukan akan dibalas Allah SWT didunia dan akhirat," tegas Aman.
4. Aman Cerita Pernah Ditemui WNA Sri Lanka

Saat membacakan nota pembelaan, Aman sedikit menyelipkan cerita saat dirinya ditahan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, pada tanggal 21 Desember 2017.
Aman menuturkan, dirinya kedatangan tamu bernama Profesor Rohan asal Sri Lanka, yang mengaku bekerja untuk negara Singapura dan bekerjasama dengan pemerintah Indonesia, dalam bidang pengkajian gerakan Islam.
Profesor Rohan yang merupakan Warga Negara Asing (WNA) itu datang, didampingi seorang penerjemah bahasa, dan juga beberapa perwira pertama dan menengah dari satuan Densus 88.
"Saya diwawancarai olehnya dari pukul 10.30 WIB hingga pukul 17.15 WIB, membahas perihal tauhid,syirik hukum, pemerintahan yang ada, khilafah dan hijriah, dan saya jelaskan sesuai dengan apa yang pegang selama ini," kata Aman kepada Majelis Hakim, Jumat (25/5/2018).
Tidak selesai sampai disitu, keesokan harinya tim rombongan tersebut datang kembali menemui Aman, membawa perlengkapan dan peralatan syuting film.
Aman mengatakan dirinya kembali diwawancara dan sambil didokumentasikan, dari pukul 10.30 WIB hingga pukul 11.30 WIB oleh Profesor Rohan.
Dalam wawancara yang direkam melalui kamera video tersebut, Aman ditanya perihal buku-buku dan rekaman video kajian, yang disebarkan selama ia di penjara dan juga di luar penjara.
Ketika selesai, rombongan tersebut segera membubarkan diri dan berjanji akan kembali lagi, pada pukul 13.30 WIB.
Singkat cerita, akhirnya Profesor Rohan kembali datang menemui Aman pada pukul 17.00 WIB, dan tanpa basa-basi langsung mengajukan tiga pertanyaan kepadanya.