PGI dan Aktivis se-Asia Menggumuli Isu Pekerja Migran, Pengungsi dan Orang-orang Terusir
“PGI sendiri ikut terlibat dalam persoalan ini, seperti kasus Mary Jane Veloso, pekerja migran yang kami yakini ditipu oleh pelaku perdagangan orang,"
Kegiatan Interfaith Mission for Solidarity and Service with Migrants, Refugees and Uprooted People yang akan berlangsung selama tiga hari berturut-turut, merupakan prakarsa bersama kelompok agama, lembaga yang melayani migran, advokasi, dan organisasi migran, seperti PGI, National Council Churches of Philipines (NCCP), Kabar Bumi, Migrante International, dan Asia Pasific Mission for Migrants (APMM), untuk mengatasi masalah migrasi paksa dan perdagangan manusia.
Kegiatan ini bertujuan memberi kontribusi bagi kampanye global penyelamatan Mary Jane Veloso dan memperkuat dukungan, jejaring, kerjasama di antara para buruh migran, gereja-gereja dan lembaga oikoumenis dan lainnya, melibatkan organisasi-organisasi di Asia Pasifik dan Timur Tengah untuk mengembangkan solidaritas dan memberikan layanan kepada buruh migran, pengungsi dan orang-orang yang terusir di Asia.
Kegiatan ini merupakan tindak-lanjut setelah Konsultasi Asia tentang Perdagangan Manusia dan Migrasi Paksa: Panggilan untuk Pekerjaan Layak dan Upah Layak di Yangon, Myanmar.
Selama workshop, peserta akan sharing mengenai kasus pekerja migran, pengungsi, dan perdagangan manusia, termasuk dari perspektif teologia, yang akan disampaikan oleh para narasumber, yakni Arman Hernando (Migrante Philippines), Erwina Sulistyaningsih (Kabar Bumi), Mandeep Sigh Bela (UNEMIG), Glorene Amala Das (TENAGANITA, Malaysia), Ronald Rone Samdder (National Council of Churches in Bangladesh), James Thomson (Act for Peace Australia), Pdt. Dr. Lintje Pellu (PGI), Mervin Sol H. Toquero (Churches Witnessing with Migrant-CWWM), Atty. Josalee Deinta (National Union of People’s Lawyer), Atty, dan Agus Salim (Pengacara Mary Jane). Para peserta juga berdiskusi bersama Dirjen Binapenta Kemenaker RI Maruli A. Hasoloan.
Di akhir kegiatan direncanakan akan mengunjungi Mary Jane Veloso di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wirogunan, Jogjakarta, guna mendengar secara langsung cerita dan pergumulannya.
