Gempa di Donggala

Aksi Heroik Anthonius Hingga Kesaksian Pilot Rekam Tsunami dari Kokpit Batik Air

Gempa bumi diikuti tsunami yang menerjang Palu meninggalkan duka, tapi ada sisi kepahlawanan dari seorang Anthonius Gunawan Agung, petugas ATC Palu.

Penulis: Yogi Gustaman | Editor: Erik Sinaga
Istimewa/Facebook
Tower Bandara Mutiara Palu (kiri) dan Anthonius Agung Gunawan, air traffic controller yang meninggal saat bertugas. Anthonius loncat seketika tower Bandara diguncang gempa pada Jumat (29/9/2018). 

Akhirnya, semua kru penerbangan diberi tahu mereka adalah pesawat terakhir yang terbang dari Palu, persis saat gempa terjadi.

Penelusuran KompasTekno dari situs Flightradar24, penerbangan Batik Air ID6231 pada 28 September, tinggal landas dan tertangkap radar pada pukul 18.17 WITA.

Sementara gempa bumi yang terjadi di Donggala, Palu dan sekitarnya, tercatat oleh BMKG pada pukul 18.02 WITA.

Aksi heroik Anthonius

Ada orang yang paling berjasa di balik terbangnya Batik Air, pesawat yang terakhir kali terbang dan lepas landas saat gempa mengguncang Bandara Palu.

Dialah petugas Air Traffic Controller (ATC) bernama Anthonius Gunawan Agung.

Anthonius gugur saat bertugas memberikan clearing ke pilot pesawat Batik Air untuk lepas landas.

Sempat dirawat intensif, Anthonius menghembuskan nafas terakhirnya pada Sabtu (29/9/2018) pagi.

Saat pesawat mencoba lepas landas, gempa menggoyang bumi dan meruntuhkan tower ATC Bandara Palu yang berkelir oranye itu.

Tenaga Ahli Madya Kantor Staf Presiden (KSP), Alois Wisnuhardana, menceritakan detik-detik peristiwa runtuhnya tower ATC melalui akun Facebook-nya dan perjuangan Anthonius.

TUNTAS

Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6231 itu terbang dari Bandara Mutiara Al Jufri, Palu, sesuai jadwal, 17.55 WITA.

Setelah bersiap di landas pacu, pesawat kemudian mulai bergerak laju. Petugas Menara Kontrol ini tetap duduk di kursi tugasnya, berkomunikasi dengan pilot, untuk memastikan bahwa pesawat sudah dalam kondisi terbang penuh, airborne. Tak ada lagi roda yg menempel di landasan. Siap mengudara.

Pada saat yang sama selepas pesawat terbang meninggi, gempa disusul tsunami terjadi.

Entah apa yang kemudian terjadi, mungkin akan tetap tersembunyi. Tapi yang pasti anak muda ini telah memastikan tugas dan tanggung jawabnya tuntas. Pilihan itu membuatnya sudah tak lagi punya waktu untuk menyelamatkan diri. Anak muda ini, gugur dalam tugas, persis setelah Batik Air lepas landas terbang ke udara bebas.

Dalam wawancara di Breaking News Kompas TV, Manager Humas AirNav Indonesia, Yohanes Sirait, menceritakan bagaimana Anthonius meninggal.

"Saat gempa terjadi, beliau telah memberikan clearing kepada penerbangan Batik Air untuk lepas landas dan menunggu pesawat tersebut airbrone dengan selamat sebelum akhirnya meninggalkan cabin tower ATC. Tapi saat itu gempa semakin kencang dan akhirnya ia melompat, dan terluka. Dan akhirnya tadi pagi meninggal," katanya.

"Duka yang begitu mendalam kami rasakan, semoga tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa diberikan kepada salah satu keluarga kami dan korban-korban lain akibat gempa di Kabupaten Donggala," ucap dia.

Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (AirNav Indonesia) akhirnya membuka kembali penerbangan di Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9/2018).

Berdasarkan Notice to Airmen (Notam) terbaru dari Airnav, pembukaan bandara ini bersifat khusus hanya untuk emergency, SAR dan kemanusiaan.

Yohanes Sirait mengatakan panjang landasan Bandara Palu 2.250 meter. Namun yang dapat digunakan saat ini hanya sepanjang 2.000 meter karena 250 meter retak.

"AirNav telah memasang marka untuk kondisi tersebut. Saat ini layanan navigasi dilakukan dengan prosedur VFR (Visual Flight Rules)," ujar Yohanes dalam keterangan tertulisnya.

Yohanes mengatakan, AirNav Indonesia telah memberangkatkan personel dari Kantor Cabang Makassar untuk memberikan layanan navigasi penerbangan di Palu.

Personel yang diberangkatkan sebanyak 11 orang yang terdiri dari 5 personel ATC, 4 personel teknik telekomunikasi, 1 personel teknik listrik dan 1 personel ARO. Tim dari Makassar juga membawa Genset dan bahan bakar. (TribunJakarta.com/TribunnewsBogor.com/Kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved