Gempa di Donggala
Setelah Gempa dan Tsunami, Istri Pasha Ungu Enggan Tinggalkan Palu, Masyarakat Lapar dan Haus
Istri Pasha Ungu, Adelia Wilhemina mengungkapkan keadaan tak kondusif di Kota Palu setelah gempa dan tsunami.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Muhammad Zulfikar
Hal ini, kata Sutopo, mempersulit proses evakuasi dan penanganan pengungsi.
• Masa Kampanye, Okky Asokawati: Kalau Berseberangan Tidak Usah Ngotot
• Wanita Driver Ojol Bawa Dua Anaknya Ngojek: Ingin Bunuh Diri karena Diabaikan Keluarga
"Untuk itu, 216 personil PLN masih memperbaiki gardu induk dan jaringan listrik. Diharapakan PLN menyelesaikan jaringan listrik ini maksimal 2 hari ke depan," ujar Sutopo.
Prioritas keempat, adalah percepatan pengadaan bahan bakar minyak (bbm), terutama genset rumah sakit dan operator seluler.
Follow Juga:
Sutopo menyebut, Senin pagi ini, 10 mobil tangki bbm dari Pare-Pare tiba di Kota Palu.
Sementara itu, Pertamina juga menerbangkan 4.000 liter solar dengan pesawat khusus.
Kelima, adalah distribusi logistik dan makanan untuk pengungsi.
• Wanita Driver Ojol Bawa Dua Anaknya Ngojek: Korban KDRT, Anak Trauma Ketemu Ayah dan Makan Mi Instan
• Viral Bawa Dua Anaknya Narik, Driver Ojek Online Wanita Ini Ungkap Alasannya
"Bantuan logistik terus berdatangan, baik dari jalur udara, darat, dan laut," terang Sutopo.
Terakhir, yaitu percepatan jaringan komunikasi.
Sejak gempa berkekuatan magnitudo 7,4 SR mengguncang dan tsunami melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Jumat (28/9/2018) pukul 17.02, korban jiwa dan kerusakan terus bertambah.
Hingga pukul 13.00 siang ini, tercatat, 844 orang meninggal dunia, 90 orang hilang, serta 632 luka berat dan dirawat di rumah sakit.
Selain itu, ada 48.025 jiwa mengungsi di 103 titik di Kota Palu. Sementara jumlah pengungsi di Kabupaten Donggala, datanya belum dapat disampaikan. (TribunJakarta.com/Kurniawati Hasjanah)