Ada Pesan Moral di Balik Pidato Game of Thrones, Jokowi Bilang Bukan Hanya untuk Pemimpin di Dunia

Ada pesan moral dalam istilah Game of Throne yang disampaikan Presiden Joko Widodo. Bukan hanya ditujukan bagi pemimpin negara-negara di dunia.

Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM/EGA ALFREDA
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau proyek pembangunan Runway dan Taxy Way Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. 

Namun, rupanya Pesan moral dari pidato Presiden Joko Widodo di acara Annual Meeting IMF-World Bank 2018 tidak hanya ditujukan bagi pemimpin negara-negara di dunia, melainkan juga relevan jika direfleksikan oleh pemimpin di Indonesia, bahkan elite politiknya.

Jubir Prabowo-Sandiaga Sindir Jokowi Suka Khayalan Kutip Game of Thrones, Ini Balasan Timsesnya

Jokowi Pidato Game Of Thrones, Jubir Prabowo-Sandiaga: Sukanya yang Khayalan

Demikian diungkapkan Presiden Jokowi saat berpidato di depan lebih dari 1.000 stakeholder Universitas Kristen Indonesia (UKI) dalam acara Sidang Terbuka Senat UKI dalam rangka Lustrum XIII UKI di Lapangan Bola UKI Jakarta Timur, Senin (15/10/2018).

"Pesan moral yang saya sampaikan (dalam pidato Annual Meeting IMF-World Bank) tak hanya relevan ditujukan bagi pemimpin di dunia saat ini. Tapi, juga tepat untuk disampaikan kepada masyarakat, kepada pemimpin kita di dalam negeri serta terutama elite-elite yang memperjuangkan kepentingannya," ujar Jokowi.

Pesan moral itu, lanjut Jokowi, relevan direfleksikan oleh seluruh elemen Indonesia yang saat ini memasuki tahun politik.

"Memang, kontestasi diikuti kompetisi dan rivalitas. Tapi, kompetisi dan rivalitas itu seharusnya dibangun di atas pondasi yang tidak saling menjatuhkan, kontestasi itu tidak boleh menimbulkan kegaduhan dan permusuhan, kebencian, kedengkian, tidak saling mencela, tidak harus saling memfitnah," ujar Jokowi.

Pengusaha Takut Sumbang Prabowo di Pilpres 2019, Timses Jokowi Ungkap Hal Ini

"Kontestasi dan rivalitas tidak boleh menimbulkan kerusakan dan yang terpenting lagi kontestasi tidak boleh mengorbankan pondasi kebangsaan kita, pondasi sosial dan politik kita berupa stabilitas, keamanan, toleransi, dan persatuan," lanjut dia.

Ia mengatakan, pesta demokrasi di Indonesia terjadi setiap lima tahun. Oleh karena itu, Jokowi minta masyarakat menyambutnya dengan gegap gempita dan gembira, bukan sebaliknya.

"Ini yang saya sering sampaikan. Sampaikan narasi yang sejuk-sejuk, ide-ide tentang kemajuan, program-program untuk Indonesia maju," ujar Jokowi. (TribunJakarta/ Kompas.com)

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved