Mahasiswa Bekasi Dituduh Begal, Disekap dan Berjuang Lepaskan Lakban di Mulut Pakai Paku

Mahasiswa Bekasi dituduh begal dan disekap di sebuah rumah di Pondok Gede, ia berjuang lepaskan lakban di mulut pakai paku dan kabur minta pertolongan

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Sandy Hidayatullah mahsiswa Bekasi yang diduga jadi korban begal hingga disekap disebuah rumah. 

Namun sebelumnya, Sandy sempat meminta untuk di bawa ke Kampus Unisma untuk bertemu teman-temannya tapi mereka malah memaksa harus ke Polres terlebih dahulu.

"Saya juga nanya motor saya kemana, kata mereka sudah dibawa ke Polres, saya juga harus disuruh buat BAP (berita acara pemeriksaan) di Polres," jelas dia.

Sandy terus berulang kali meyakinkan bahwa dia bukan pelaku begal, tapi keempat orang itu justru semakin kasar dan mengancamnya.

"Lu jangan ngelawan kalau ngelawan gue tembak, lu sebenernya begal apa bukan, saya jawab, saya bukan begal saya mahasiwa kan bapak liat sendiri identitas saya, terus mereka justru bilang udah jangan bohong lu," ungkap Sandy.

5. Perjuangan melepaskan diri

Sandy mengaku jika ia berada di rumah penyekapan sekitar pukul 02.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB.

Selama kurang lebih empat jam disekap, Sandy mengaku hanya bisa beristigfar dan berdoa agar bisa diselamatkan.

"Saya udah gak bisa apa-apa, tangan saya diikat ke belakang, mulut dan mata saya ditutup lakban, mau teriak enggak bisa, cuma bisa istighfar dalam hati," jelas dia.

Sandy mencoba berulang kali melepas ikatan lakban yang melilit tangannya, bahkan ia sudah merasakan lengannya sakit akibat telalu lama diikat.

Penderitaan Sandy juga diperparah dengan luka bacokan saat ia dibegal yang belum sempat mendapat perawatan sama sekali.

"Perasaan udah mulai gak tenang, udah mau nangis nahan sakit, minta tolong tapi gak bisa apa-apa karena keadaan diikat mulut dilakban, saya cuma bisa melihat dari celah-celah lakban yang nutupin mata saya dengan cara medangak," tuturnya.

Hingga azan subuh berkumandang, Sandy terus berusaha melepaskan ikatan tangan dan lakban yang menutup mulutnya. Tapi upayanya belum menuai hasil.

Hingga kemudian dia berusaha mencari sesuatu yang bisa menyobek ikatan lakban yang melilit lengannya sambil berusaha mendorong lilitan lakban yang juga melilit dimulutnya dengan lidah.

"Akhirnya saya coba buka lilitan lakban yang ada di mulut saya dengan paku yang ada di kusen jendela, saya mau buka ikatan di tangan saya tapi sulit karena posisi tangan ada di belakang, mau buka ikatan di mata pakai paku itu juga saya gak berani takut kena mata, akhirnya hanya mulut aja yang penting saya bisa teriak," jelas dia.

Sekitar pukul 06.00 WIB, dia berusaha mencari bantuan dengan keluar dari dalam rumah kosong tempat penyekapan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved