Pemerintah Kota Depok Disebut Tak Tahu Malu karena Biarkan Situ Pedongkelan Rusak
"Saya malu banget sampai pasukan oranye dari Jakarta bantu membersihkan Situ. Memang Situ ini berbatasan dengan Jakarta Timur," kata Agus.
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIMANGGIS - Anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Situ Pedongkelan, Agus Ali (52) di Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok menyebut Pemerintah Kota Depok tak tahu malu karena membiarkan kerusakan Situ selama bertahan-tahun.
Selain membiarkan kerusakan, campur tangannya puluhan personel PPSU dari Provinsi DKI Jakarta membersihkan sampah di Situ Pedongkelan disebut Agus mencoreng wajah Depok.
"Saya malu banget sampai pasukan oranye dari Jakarta bantu membersihkan Situ. Memang Situ ini berbatasan dengan Jakarta Timur, tapi mereka juga bersihin bagian di wilayah Depok. Pemerintah Kota Depok sudah enggak tahu malu karena diam," kata Agus di Situ Pedongkelan, Depok, Senin (05/11/2018).
Agus menuturkan, petugas PPSU mulai membantu membersihkan sampah sekira tahun 2016 dan sampai sekarang masih terus membersihkan sampah.
Agus menuturkan, banyaknya sampah di Situ Pedongkelan membuat puluhan petugas PPSU kelabakan dan membuat malu warga yang bermukim di sekitar Situ Pedongkelan.
"Mereka (PPSU) sampai capek bersihin sampah. Saya malunya minta ampun, coba saja tanya warga lain, itu malu semua. Karena kami malu itu makannya kadang kami kasih kopi ke mereka. Karena ini wilayah kita, tapi yang bersihin mereka," ujarnya.
Pernyataan serupa juga dilontarkan anggota Pokdarwis Situ Pedongkelan lainnya, Deny Nasmudin (56) yang juga merupakan warga sekitar Situ Pedongkelan.

Deny menyebut, dalam kurun waktu satu tahun pun belum tentu ada pihak Pemkot Depok yang datang untuk mengangkut sampah di Situ Pedongkelan.
"Pemkot Depok enggak tahu malu, orang lain (PPSU) yang bersihin sampah di sini. Kalau Pemkot Depok mah setahun sekali saja belum tentu datang ke sini untuk bersihin sampah. Saya sampai lupa kapan terakhir mereka datang bersihin sampah," ucap Deny.
Deny menuturkan tumpukan sampah merupakan satu di antara sekian banyak bentuk ketidakrihatinan Pemkot Depok dalam pengelolaan Situ.
Meski Situ di Depok berada di bawah kewenangan Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), dia menilai Pemkot Depok tak seharusnya abai dalam pengelolaan.
"Ini bebek-bebekan memang dari Pemkot semua, ada tujuh bebek yang dikasih untuk wisata masyarakat. Tapi kalau rusak ya kita sendiri yang perbaikin, Pemkot enggak kasih bantuan," ucap dia.
Sejak diberikan kepada Pokdarwis Situ Pedongkelan tahun 2009, Agus menyebut Pemkot Depok hanya satu kali membantu kepengurusan bebek-bebekan.
Yakni mengecat dua bebek-bebekan, sementara semua kerusakan harus diperbaiki dari kantong mereka sendiri.
"Semua kerusakan ini kita perbaiki sendiri, enggak ada bantuan dari Pemkot Depok. Padahal per tahunnya kita setor ke mereka. Pemkot cuman pernah bantu cat bebek-bebekan sekitar tahun 2015. Itu juga cuman dua bebek yang dicat," lanjut Agus.
Sukmin (42), satu pemancing yang kerap memancing di Situ Pedongkelan sejak tahun 1982 juga mempertanyakan kehadiran Pemkot Depok dalam perawatan Situ.
Agus mencontohkan tumpukan sampah di Situ Pedongkelan yang dibiarkan bertahan-tahun sejak tahun 2010 hingga tumbuh rumput dan mampu menjadi pijakan.
Seperti Agus dan Deny, Sukmin menyebut Pemkot Depok tak tahu malu karena sampah di Situ Pedongkelan justru ditangani oleh PPSU.
"Memang PPSU itu enggak bisa membersihkan sepenuhnya, tapi kan mereka ada upaya mengurangi. Lah sekarang Pemkot Depok di mana? Masa enggak turun tangan. Ini kan namanya enggak tahu malu," kata Sukmin.
Secara terpisah, Kabid SDA Dinas PUPR Kota Depok Citra Indah Yulianti membenarkan bila Pemkot Depok tetap memiliki tanggung jawab meski seluruh Situ di Depok dikelola BBWSCC.
Citra mengatakan, Pemkot Depok dapat turun tangan bila kerusakan Situ sudah darurat meski terlebih dulu izin ke BBWSCC.
"Iya, Pemkot tetap punya tanggung jawab. Bila ada yang urgent maka kami izin ke BBWSCC, untuk bantu BBWSCC. Contoh kita mengeruk Situ Pengarengan sepanjang tahun 2016 dan 2017," jelas Citra.