Fenomena Remaja Mabuk Air Rebusan Pembalut: Pengganti Narkoba, Merebak di Jateng dan Sekitar Jakarta
Badan Narkotika Nasional (BNN) memberikan perhatian khusus pada fenomena remaja tanggung yang menggunakan air rebusan pembalut.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Wahyu Aji
"Karena tidak mampu membeli karena tidak punya biaya, sementara sudah kecanduan, maka mereka berupaya mencari tahu dengan bantuan informasi Internet tadi, meracik sendiri ramuan-ramuan yang diharapkan akan memberikan hasil seperti kebutuhan mereka," kata Sitti Hikmawatty diketerangannya di Jakarta, Kamis (8/11/2018).
Sejauh ini, ia menuturkan kasus penyalagunaan PCC telah ditemukan 2017 lalu, di mana remaja mencari alternative zat yang membuat mereka fly, tenang ataupun gembira.
"Awalnya didapatkan secara coba-coba atau eksperimen. Jadi kalau kita mengenal beberapa golongan psikotropika diluar Narkoba, maka beberapa zat "temuan" para remaja ini termasuk kelompok eksperimen psikotropika," jelas Sitti Hikmawatty.
KPAI merasa sangat prihatin dengan semakin banyak kasus ditemukan anak-anak yang meminum rebusan pembalut.
Lebih lanjut, Sitti menerangkan, terkait jumlah belum bisa diprediksikan, karena ini berkaitan erat dengan jumlah anak serta kreatifitas mereka "meramu" bahan-bahan yang mudah di dapat dipasaran.
• Marak Air Rebusan Pembalut sebagai Ganti Narkoba, Begini Tanggapan BNN
• Air Rebusan Pembalut Kerap Dipakai Fly, Dinkes Bakal Lakukan Penelitian
• Penyelundupan Narkoba di Bandara Soekarno-Hatta: Pakai Koper, Pakaian Dalam Hingga Pembalut Wanita
"KPAI terus berkoordinasi dengan banyak pihak agar fenomena ini bisa ditangani, namun tetap saja garda terdepan ada di dalam keluarga, dan lingkungan terdekat di mana anak tinggal," tutur dia. (TribunJakarta.com/TribunJateng)