Satu Keluarga Tewas
UPDATE Satu Keluarga Tewas: Temuan Mobil yang Hilang Hingga Tertangkapnya Terduga Pembunuh
Dua hari setelah Diperum Nainggolan dan tiga anggota keluarganya ditemukan tewas, polisi menangkap terduga pelaku dan temukan mobil hilang di garasi.
Penulis: Yogi Gustaman | Editor: Erik Sinaga
Hasil olah tempat kejadian perkara, di hari keluarga Diperum ditemukan tewas, barang berharga seperti kalung, cincin, perhiasan lainnya masih berada di tempat semula.
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto belum berani menyatakan kasus ini bermotif ekonomi.
"Sementara ini semua motif sedang kita kaji, kita habis ini akan konsolidasi. Tapi sementara ini kita melihat kecenderungannya bukan ekonomi kecenderungannya ya. Tapi semua motif masih kita buka peluangnya," ungkap Indarto.

Polisi akan melakukan olah tempat kejadian perkara lanjutan bersama ke keluarga untuk mencari tahu barang berharga yang raib. Tapi sementara tidak ada barang berharga yang hilang, tegas Indarto.
Jenazah para korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk diautopsi di hari yang sama setelah ditemukan. Puluhan kerabat dan keluarga korban sudah berkumpul di depan Ruang Postmortem RS Polri.
Polisi menduga pelaku menghabisi satu keluarga karena dendam.
"Kalau pembunuhan sadis, dari pengalaman dan hasil yang ditangani kepolisian yang dibunuh bukan satu orang itu ada latar belakang dendam," kata Karopenmas Div Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo.
Polisi masih menyelidiki motif pelaku dan baru menyimpulkan setelah kami melihat fakta hukum. Karena kasus per kasus tidak bisa dibandingkan apple to apple
"Setiap kasus punya karakter sendiri, enggak bisa sama. Secara umum oke, kalau secara global ya bisa dibilang 'diduga'. Tapi kasus pembunuhan sadis dan lebih dari satu orang, mayoritas karena dendam," ucap dia.
Luka fatal di kepala dan leher
Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Kombes Edy Purnomo, mengatakan timnya belum menyimpulkan hasil pemeriksaan korban pembunuhan keluarga Diperum.
Meski ada temuan luka bekas benda tumpul di dada korban dewasa, luka paling fatal justru ditemukan di leher dan kepala.
"Luka ada di leher semua. Memang ada yang di dada tapi tidak terlalu fatal. Tapi umumnya yang fatal sekali ada di leher dan di kepala," kata Edy pada Selasa.
Edy menyampaikan korban diduga dibunuh beberapa jam sebelum mayat mereka ditemukan warga, berdasarkan kondisi kaku dan tanda-tanda kematian.
Dikuburkan satu liang
Jenazah Diperum dan anggota keluarganya akan dimakamkan di satu liang lahat.
Kris Damanik, anggota keluarga korban, menjelaskan jenazah Diperum, Maya, dan dua anak mereka Sarah dan Arya akan dimakamkan di Kampung Nenggolan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Kamis (15/11/2018).
"Untuk penguburan akan dilaksanakan besok, biasanya dalam adat batak dikuburkan masing-masing satu. Tapi ada rencana mau dibuatkan satu kuburan besar untuk keluarga ini," ucap Arya kepada awak media pada Rabu (14/11/2018).
"Tapi belum pasti, masih akan dibicarakan dulu sama keluarga lain," tambah dia.
Dalam kesempatan ini, ia meminta pihak kepolisian segera menangkap para pelaku yang telah menghabisi nyawa keempat anggota keluarganya.
"Teriris hati saya, sakit rasanya harus berpisah dengan mereka. Sekarang enggak ada lagi keceriaan dari keluarga ini seperti dulu," ujar Arya di Gereja Persekutuan Oikoumene Umat Kristen (POUK) Lahai Roi, Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Jenazah para korban dibawa menuju Bandara Soekarno-Hatta untuk diterbangkan ke Bandara Kualanamu menggunakan tiga mobil ambulans berkelir putih dari Gereja Persekutuan Oikoumene Umat Kristen sejak Rabu pagi.
Jejak sepatu berdarah
Sebuah foto tersebar memperlihatkan kondisi di dalam rumah korban satu keluarga dibunuh.
Terlihat ada darah di lantai, sementara perabotan rumah berantakan.
Di atas darah yang menempel di lantai ada jejak sepatu. Jejak yang sama terlihat di sekitarnya.
Jejak sepatu ini diharapkan bisa menjadi petunjuk polisi mengungkap kasus ini.
Hasil olah tempat kejadian perkara, sejumlah barang bukti polisi amankan di antaranya gunting, bantal berlumur darah, pakaian korban, hingga boneka dengan bercak darah. (TribunJakarta.com/Tribunnews.com/Warta Kota)
Mobil yang hilang ditemukan
Terbaru, pihak kepolisian telah menemukan satu unit mobil Nissan X-Trail yang sempat hilang dari garasi rumah Diperum di hari ia dan anggota keluarga lainnya terbunuh.
Dilansir dari Kompas.com, berdasarkan keterangan sejumlah saksi mobil tersebut milik kakak korban yang diparkir di depan rumah yang ditempati korban.
Hal itu disampaikan langsung Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.
"Mobilnya milik yang punya kos-kosan itu (kakak kandung korban). Korban setiap pagi hanya manasin saja. Kakak korban sudah kami mintai keterangan," ujar Argo pada Rabu (14/11/2018) malam.
Saksi mata di dekat rumah korban melihat seseorang melajukan mobil tersebut sangat kencang, tidak seperti biasanya.
"Saksi mengatakan itu kendaraan sangat kencang," kata dia.
Polisi belum menyimpulkan pelakulah yang membawa kabur mobil tersebut.
Berdasarkan hasil penelusuran, polisi menemukan mobil tersebut di garasi sebuah indekos di Cikarang sehari setelah Diperum dan keluarganya terbunuh.
"Dengan ditemukannya mobil X-trail tersebut kemudian dari Labfor Mabes Polri kemudian dengan Inafis Polda Metro Jaya, penyidik tadi pagi melakukan olah TKP mobil," lanjut dia.
"Kami temukan mobil dalam keadaan kosong. Kami akan mintai keterangan pemilik kos, penghuni kos, dan saksi lainnya," tambah dia.
Polisi akan mencari barang-barang apa saja yang tertinggal di dalam mobil dan mencari tahu apakah barang-barang tersebut berkaitan dengan kasus pembunuhan tersebut.
"Misal apa ada ponsel yang tertinggal, apakah ada darah di sana, apakah ada barang lain yang ada kaitannya," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/11/2018).
"Makanya kami memerlukan dari Labfor. Jadi penelitian secara ilmiah yang kami gunakan," lanjutnya.
Ia berharap, kondisi dalam mobil itu bisa memberi titik terang kepada polisi terkait pengungkapan kasus pembunuhan itu.
Terduga pembunuh masih diperiksa
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, mengatakan penyidik masih memeriksa intensif terduga pelaku berinisial HS.
"Ya (masih diperiksa intensif)," ujar kepada wartawan.
Dari informasi yang beredar, HS diciduk di Tasikmalaya.
Argo pun meminta publik sabar sampai penyidik selesai memeriksa HS.
"Sabar ya," pinta Argo. (TribunJakarta.com/Tribunnews.com/Warta Kota/Kompas.com)