Pilpres 2019

Perusak Atribut PDIP-Partai Demokrat Ikut Jadi Tersangka, Dijanjikan Rp 150 Ribu

Setelah melakukan penyelidikan selama dua hari, Polresta Pekanbaru menjaring tiga orang sebagai tersangka kasus perusakan atribut partai politik.

Editor: ade mayasanto
Tangkapan layar video beredar
Ketua Umum Demokrat SBY memegang baliho ucapan selamat dayang milik partainya dirusak orang di Jalan Sudirman, Pekanbaru, Riau, Sabtu (15/12/2018). 

Kapolda juga mengatakan polisi telah menetapkan dua tersangka perusakan terhadap atribut partai lainnya. Tersangka Ks dan MW ditangkap karena terlibat kasus perusakan atribut partai PDI Perjuangan di wilayah Tenayan Raya, Pekanbaru.

Stefano Cugurra Dikabarkan Tinggalkan Persija, Sandi Sute: Itu Urusan Dia

Keroyok Mahasiswa Hingga Tewas di Halaman Masjid, Dari Pelaku Hingga Soal Halusinasi

Kapolda mengimbau masyarakat tidak mudah terprovokasi, baik oleh postingan di sosial media maupun pemberitaan.

"Waspada dan cermat, teliti apakah sebuah pemberitaan ini itu bisa dipertanggungjawabkan atau bohong belaka," katanya.

Diajak teman-temannya
Hermanto SN, pria yang mengaku ayah kandung HS (22), tak menyangka anaknya bisa sampai terlibat perkara hukum.

Menurutnya, pada Jumat malam HS dihubungi oleh teman temannya.

"Dia diajak kawan kawannya. Katanya ada pekerjaan upahnya Rp 150 ribu. Rupanya perbuatan itulah," ucap Hermanto saat ditemui di Kantor Polda Riau, Senin.

Menurutnya, HS mengaku ada sekira 35 orang yang ikut dalam 'pekerjaan' itu.

Hermanto menambahkan anaknya tak punya ketertarikan politik apapun.

"Pergaulannya baik, dia tidak pernah terlihat narkoba, tidak pernah terlibat kejahatan," papar Hermanto lagi.

Ditambahkan, sehari-hari berjualan rempah-rempah di Pasar Cik Puan, Pekanbaru.
Seusai berjualan di pasar, HS membantu menyuci sepeda motor di sebuah tempat cucian motor.

Tahap Pemberkasan Bisa Gugurkan CPNS 2018, Peserta Keluhkan Singkatnya Batas Waktu, Ini Kata BKN

Seorang Ibu Tersengat Tawon hingga Dilarikan ke Rumah Sakit di Pasar Minggu

Hermanto mengetahui anaknya terlibat masalah pada Sabtu sore.

"Saya bangun subuh, motor dan dagangannya masih di atas motor. Kok (HS) tidak pulang. Saya periksa ke kamarnya tidak ada," ujarnya.

Ia kemudian mencari ke tempat cucian motor, ternyata HS juga tidak ada.

Barulah sekira pukul 16.00 WIB, saat iseng membuka Facebook, dia mendapati rekaman video anaknya diamankan lantaran kasus perusakan baliho.

Hermanto mengaku tak tahu siapa sebenarnya yang menyuruh anak laki laki ketiganya itu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved