Hasil Survei LSI, Pemilih Kelas Ekonomi Mapan dan Wong Cilik Menyukai Reuni 212
LSI Denny JA menyebut bahwa masyarakat kelas ekonomi mapan dan berpendapatan rendah atau 'wong cilik' menyukai kegiatan Reuni 212.
Penulis: Nawir Arsyad Akbar | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nawir Arsyad Akbar
TRIBUNJAKARTA.COM, PULOGADUNG - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut bahwa masyarakat kelas ekonomi mapan dan berpendapatan rendah atau 'wong cilik' menyukai kegiatan Reuni 212 yang diselenggarakan di Jakarta.
Hal tersebut disampaikan oleh peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby di Graha Dua Rajawali, Pulogadung, Jakarta Timur.
"Di segmen pendapatan, mereka yang berpendapatan tinggi atau 'kelas ekonomi mapan' sebesar 54,2 persen menyatakan suka dengan Reuni 212," ujar Adjie Alfaraby, Rabu (19/12/2018).
"Sementara di segmen berpendapatan rendah, atau 'wong cilik', mereka yang menyatakan suka sebesar 46,2 persen," sambungnya.
Adapun dalam proses surveinya, LSI Denny JA menggunakan metode multistage random sampling, dengan total 1.200 responden, yang dilakukan pada 5 hingga 12 Desember 2018.
LSI Denny JA memakai teknik wawancara tatap muka responden dan menggunakan kuisoner, dilengkapi FGD, analisis media, dan indepth interview. Dengan margin of error sebesar 2,8 persen.
Sementara itu dari kelas ekonomi mapan, sebesar 28,3 persen menyatakan tidak suka dengan kegiatan Reuni 212.
"Dan (pemilih berpendapatan rendah) yang menyatakan tidak suka (Reuni 212) sebesar 26,1 persen," ujar Adjie Alfaraby.
Ia menambahkan, kegiatan Reuni 212, mayorits disukai oleh pemilih yang mengaku beragama Islam. Dan, hanya sebesar 19,0 persen pemilih non-Islam yang menyukai kegiatan Reuni 212.
• Tanggapi Hasil Survei LSI, Dahnil Anzar: Masa Kampanye Masih Sangat Panjang
• Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Jokowi-Maruf Unggul Selisih 20 Persen dari Prabowo-Sandi
"Mereka (pemilih) yang mengaku beragama Islam, sebesar 59,3 persen menyatakan suka dengan Reuni 212. Dan sebesar 22,7 persen (pemilih beragama Islam) menyatakan tidak suka," ujar Adjie Alfaraby.
"Sementara, sebesar 50,0 persen (pemilih beragama non-Islam) menyatakan tidak suka (Reuni 212)," sambungnya.