Menguak Fakta Kemunculan Buaya karena Kerupuk di Babel yang Curi Perhatian Warga, Lihat Videonya!

Munculnya buaya di sejumlah sungai di Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel) nampak sudah menjadi hal biasa.

Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Wartakota
Ilustrasi. 

Kerupuk-kerupuk kadaluarsa tersebut kemudian menjadi santapan buaya.

"Ceritanya pedagang-pedagang kerupuk yang dari Pangkalpinang sering membuang kerupuk yang sudah tak laku ke sungai itu. Jadi sampai sekarang kebiasaan itu terus berlanjut. Bahkan buaya itu lebih doyan kerupuk dari pada daging ayam," ujarnya seperti dikutip dari laman Posbelitung, Jumat (11/1/2019).

Sebelumnya, lanjut dia, ada tiga buaya yang kerap menyantap kerupuk.

Namun seiring berjalan waktu dua di antaranya menghilang.

Di sisi lain, ia mengaku tidak paham kebiasaan buaya mondar-mandir di sekitar jembatan Mancung.

 

UPDATE Transfer Persib Bandung, Patrich Wanggai dan Tony Sucipto Isyaratkan Hengkang

Ezra Walian Tak Kunjung Bergabung dalam Seleksi Timnas Indonesia U-22

Ia pun khawatir keberadaan buaya tersebut dapat mengancam keselamatan masyarakat.

"Makanya baru-baru ini kami menggelar pertemuan membahas soal itu untuk diusulkan dipindah tempatkan. Karena khawatir juga, ya, apalagi kadang banyak anak-anak bermain dan melihat di sana," kata Karman.

Buaya di Sungai Layang

Keberadaan buaya di aliran Sungai Layang Desa Bukitlayang, Kecamatan Bakam, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, bukan hal aneh. Bahkan di anak sungai atau aliran kecil dekat pemukiman pun, buaya sering menampakan diri.

Jika warga setempat tak merasa aneh, namun tidak demikian dengan warga luar desa.

Berniat Beli Barang Bekas di Jepang, Zaskia Sungkar dan Irwansyah Tercengang Lihat Harganya

Cerita Siswi SMK Baranangsiang Sebelum Tewas Ditusuk Kepada Ibunda, Putus Dari Pacar Saat Natal

Mereka sengaja datang ke Desa Bukitlayang, untuk melihat kemunculan buaya bersama pawang, Mang Dali dan Kepala Desa (Kades) Bukitlayang, Andry, Rabu (9/1/2019).

Warga yang dimaksud masing-masing, Tuyung, Ayung, Sinta, Endang dan Satri.

Mereka sengaja datang dari Kecamatan Pemali untuk melihat sang predator.

Warga kemudian berhenti di tepi jembatan, anak Sungai Layang di Dusun Pangkalayang Desa Bukitlayang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved