Tawuran di Manggarai Jadi Penyakit Menahun, Antisipasi yang Dilakukan hingga Kamuflase Narkoba
Terkait ramainya aksi tawuran yang terjadi di kawasan Pasar Rumput akhir-akhir ini, Dyan menuturkan pihaknya tengah mencari akar permasalahannya.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Lanjut Andi, tim gabungan tersebut juga akan melaksanakan patroli dan razia di gang-gang dan tempat kumpul anak muda di dua lokasi tersebut.
Untuk menghindari informasi yang tidak valid, Andi menuturkan masih mendalami akar permasalahan dari tawuran tersebut.
"Akar masalah pastinya akan kami cek teliti dulu ya, banyak macam-macam isu masalah ini hanya daripada tidak valid lebih baik kami dalami dulu ya," jelas Andi.
Kamuflase perdagangan narkoba
Beredar isu bahwa tawuran yang kerap terjadi di kawasan Pasar Rumput hingga Manggarai, Setiabudi, Jakarta Selatan, hanyalah kamuflase untuk memasukan narkoba di kawasan tersebut.
Bahkan, hal itu juga disebut-sebut sudah menjadi rahasia umum, bagi warga sekitar.
Ditanya perihal isu tersebut, Dyan Airlangga Camat Setiabudi pun membenarkannya.
"Itu sudah jadi rahasia umum, tapi ada lebih baiknya kalau dikonfirmasi ke pihak kepolisian yang bisa menjawab. Kalau kami membina masyarakat," kata Dyan di kawasan Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (6/2/2019).
Dyan pun kembali menegaskan bahwa kabar tersebut memang benar adanya, namun hal tersebut sudah lama terjadi.
• Fadli Zon Sebut Faktor Keselamatan Jadi Alasan Ahmad Dhani Menolak Dipindah ke Surabaya
"Itu bener ya dulu ada, dan di Menteng Tenggulun pun sempat ada yang ditangkap, ditayangin di televisi juga kok," ujar Dyan.
Terkait ramainya aksi tawuran yang terjadi di kawasan Pasar Rumput akhir-akhir ini, Dyan menuturkan pihaknya tengah mencari akar permasalahannya.
"Berdasarkan informasi, tawuran yang sering terjadi akibat provokasi dari Menteng Tennggulun dan Pasar Rumput, terus bergantian dan saling merespon hinga terjadi berulang-ulang," ujar Dyan.
Sindiran DPRD DKI Jakarta
Ketua Fraksi Nasedem DPRD DKI Jakarta, Bestari Barus menilai, program Maghrib mengaji yang diterapkan khusus di Jakarta Selatan belum berjalan efektif.
Pasalnya program yang menelan anggaran sebesar Rp 1,5 Miliar ini digadang-gadang untuk meminimalisir tawuran yang kerap terjadi dikawasan Jakarta selatan.