Jokowi Berdesakan Naik Commuter Line, Budiman Sudjatmiko Singgung Pemimpin yang Mutunya Mentok
Beredar sejumlah foto Presiden Jokowi berjejalan di gerbong KRL Commuter Line untuk pulang ke Bogor, begini kata Budiman Sudjatmiko.
Penulis: Yogi Gustaman | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Mendadak heboh penumpang KRL Commuter Line karena mendapati Presiden Joko Widodo ikut berjejalan di dalam gerbong.
Rangkaian potret Presiden Jokowi di dalam gerbong, bertukar sapa, menyebar senyum dengan penumpang di sekitarnya, beredar.
Juru bicara TKN Jokowi-Maruf, Budiman Sudjatmiko, turut mengomentari cuitan Ahmad M Firdaus @amflife yang mengunggah sejumlah foto Jokowi berdesakan di gerbong KRL Commuter Line.
Ahmad M Firdaus menilai foto tersebut gambaran Jokowi adalah pemimpin yang cair, susah mendapat bandingannya.
Sepanjang ingatannya, Jokowi tipe pemimpin yang tak punya jarak dengan rakyatnya, mungkin hanya Bung Karno yang demikian.
"Susah rasanya mencari bandingannya soal sikap kepemimpinan seperti pak @jokowi ini. Sepanjang ingatan saya,sepertinya belum ada seorang pemimpin yg tidak punya jarak dengan rakyatnya seperti beliau. Mungkin hanya bung Karno yang demikian," cuit Ahmad M Firdaus, Rabu (6/3/2019).
Di foto itu Presiden Jokowi semringah, berdiri di gerbong yang padat penumpang, tangannya memegang hand grip untuk menopang tubuhnya.
Beberapa penumpang commuter line pun nampak mengeluarkan ponselnya.
Jokowi naik commuter line dari Stasiun Tanjung Barat dan turun di Stasiun Bogor untuk pulang ke Istana Bogor.
Pengguna Twitter menjelaskan Presiden Jokowi naik KRL Commuter Line tanpa pengawalan ketat anggota Paspampres.
Pengguna Twitter itu pun merasa tidak percaya bertemu Jokowi di dalam rangkaian commuter line.
"Hari ini gw lagi ada perlu ke Bogor dan karena gw males kena macet, gw milih naik kereta ke Bogor.
Pas di Stasiun Tanjung Barat, ada sosok yang kayak gw kenal.
Eh, gw lihat-lihat, ternyata Pak Jokowi, Presiden kita. Gokil!," tulis pemilik akun MurtadhaOne, Selasa (6/3/2019).
"Tanpa pengawalan ketat, gw rasa gak ada pengawalnya malahan. Gw ketemu jam 17.45 WIB.
Doi duduk di pojokan gerbong 8 Penumpang lain juga kayak bingung gitu, antara percaya dan tidak percaya.
Di perjalanan Pak Jokowi enggak duduk, malah banyak banget yang selfie," tambahnya.
Netizen lain tak habis pikir bagaimana jika Paspampres kecolongan karena sesuatu hal terjadi kepada Jokowi.
Akun MurTayo turut membagikan video dari penumpang yang merekam Jokowi saat masih di KRL Commuter Line.
Tak kalah hebohnya ketika Jokowi sampai di Stasiun Bogor. Banyak orang menjaganya, termasuk petugas agar memberinya jalan.
Deputi bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin membenarkan Jokowi menggunakan KRL ke Bogor.
Berdiri di samping Jokowi, Komandan Paspampres Maruli Simanjuntak.
"Benar, dari Tanjung Barat ke Bogor," kata Bey saat dikonfirmasi seperti dilansir Kompas.com, Rabu petang.
Pemimpin percaya diri
Budiman Sudjatmiko mengomentari cuitan @amflife. Apa yang Jokowi lakukan dengan naik KRL Commuter Line di jam padat menunjukkan dirinya pemimpin yang percaya diri.
"Hanya pemimpin yg percaya diri bhw rakyat yg berjejal adalah pelindung terbaiknya, yg mau melakukan yg seperti ini (paling cuma lecet2 diajak salaman," cuit Budiman Sudjatmiko di akun @budimandjatmiko.
Dalam cuitan selanjutnya, Presiden Jokowi sedang membangun standar baru kepemimpinan yang bisa masuk ke segala lapisan.
Kesan presiden sebagai subjek yang angker dihilangkan tapi Jokowi menaikkan mutu bagaimana pemimpin seharusnya.
"Pak @jokowi sesungguhnya sdg membangun standar baru kepemimpinan: menurunkan keangkerannya & menaikkan mutunya. Ini yg bikin gerah oligarks (yg dibesarkan dgn tradisi menaikkan keangkeran kekuasaan dgn mutu yg mentok begitu2 saja)," tulis dia.
Dikatakan dia, Jokowi memperlihatkan kepempinan yang progresif, mau merangkul dan menatap ke depan.
"Inilah kepemimpinan #PolitikProgresif itu..merangkul dan menatap ke depan. Inilah yg diminta zaman. Kamu tawarin jenis yg lain? Zaman akan melemparnya ke tempat sampah sejarah," kata Budiman di cuitan berikutnya.