Tersingkap Kematian Caleg Golkar Diracun: Motif Sang Dosen, Asmara, Hingga Ancaman
Perlahan tersingkap kasus pembunuhan anggota DPRD Kota Sragen dengan racun tikus.
Sugimin merupakan caleg petahana, saat ini duduk di Komisi III DPRD Sragen periode 2014-2019.
Dia kembali mencalonkan diri dari Partai Golkar Dapil 1 meliputi Kecamatan Sragen, Masaran, dan Sidodadi.
Keluarga dan kolega telah meminta aparat kepolisian segera mengusut tuntas kasus penemuan jasad Sugimin ini.
Termasuk penyebab kematiannya agar tidak menimbulkan spekulasi yang negatif.
Putra korban pernah bertemu terduga pelaku
Deni Gian Kurniawan, anak pertama korban, saat ditemui mengaku cukup lega setelah polisi menangkap tersangka.
"Iya kami mendengar kabar semalam bahwa pelaku pembunuhan ayah saya sudah ditangkap," ujar Deni kepada Tribunjateng.com, Kamis (18/4/2019).
Deni mengatakan untuk mobil almarhum ayahnya sudah dijual oleh pelaku.
Saat ditemukan jasad almarhum ayahnya hanya ditemukan bersama dompet dengan uang Rp 170.000 dan tanda pengenal.
Ia pernah bertemu dengan pelaku lebih dari satu tahun lalu di rumah sakit ketika ayahnya dirawat.
Dirinya berharap proses penyelidikan yang dilakukan Polres Wonogiri dapat berjalan dengan lancar.
Deni berharap pelaku dihukum seberat-beratnya karena sudah membunuh ayahnya.
"Kami sekeluarga tidak ada yang menyangka atas kejadian ini, dua minggu yang lalu saya terakhir bertemu dengan bapak," lanjut Deni.
"Saat bertemu itu ya kami ngobrol seperti biasa tanya pekerjaan, keluarga, anak, cucu," lanjutnya dengan mata berbinar.
Deni memang jarang bertemu almarhum dikarenakan sibuk dengan masing-masing urusan.
Dengan suara sedikit serak Deni menceritakan almarhum ayahnya yang memiliki sifat tegas, pemberani, dan energik.
Dirinya juga menyampaikan sejak kecil telah dididik untuk menjadi pribadi yang mandiri dan kuat.
"Saya ingat sekali pertama merintis usaha dari nol pertama jualan toko kelontong sebelum buka konvensi, pergi keluar Jawa kulakan kain dibawa kerumah ditenteng, seminggu sekali baru pulang," lanjut Deni.
Deni mengatakan almarhum membuka usaha konveksi dari 1999. Dia juga mengatakan merasa sangat kehilangan dengan figur ayahnya.
Dia menambahkan masih perlu bimbingan dan banyak belajar dari ayahnya.
"Namanya juga anak sampai kapanpun sosok orang tua tetap dibutuhkan," lanjutnya.
Untuk usaha konveksi ayahnya dia mengatakan kini dikelola istrinya Dwi Astuti.
Sedangkan dirinya mengaku sedang mengelola tempat fitness di Solo.
"Saya tetap memantau, jika diminta beli kain ya tetap saya belikan," pungkasnya. (dna/uti)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul FAKTA BARU: Dosen Racuni Anggota DPRD Sragen, Dari Ancaman Anaknya Akan Diculik hingga Dana Caleg