Pemilu 2019
Fakta Sebenarnya Video Viral Mobil Berstiker KPU Digeruduk Orang Tak Dikenal, Tuding Modifikasi C1
Tumpukan APK depan ruko pun merupakan hasil cetak yang dipesan tim sukses berbagai paslon peserta Pemilu 2019, bukan karena mereka mendukung paslon.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Erik Sinaga
Ia mengatakan, Digital Print merupakan pabrik penyedia spanduk yang bahan pembuatannya berbeda dengan bahan pembuatan formulir C1.
"Di sini cuma alat peraga kampanye. Jadi kami enggak ada hubungannya dengan kecurangan surat suara. Media mesin kami itu spanduk yang bahannya beda," ujar Arif terheran-heran.
Arif merasa video viral yang menuduh Digital Print mempermainkan hasil pemilu telah merugikan dirinya dan tempatnya bekerja.
Dalam video yang beredar dinarasikan bahwa mobil itu berisi formulir C1 yang hendak dimodifikasi.
"Tertangkap basah, supir dan aparat yg kawal langsung kabur, kejadian di Condet semalam. Lgsg kami amankan barbuk, Panik berusaha mau rubah C1. Kalau mmg hasil QC sdh menang knp masih berusaha CURANG dimana mana?," bunyi keterangan yang menyertai video itu.
KPU Jakarta Timur angkat bicara

KPU Jakarta Timur membantah mobil boks milik Digital Printing digunakan untuk memanipulasi surat suara Pemilu 2019.
Ketua KPU Jakarta Timur Wage Wardana membenarkan terdapat stiker KPU di mobil boks yang terparkir depan ruko Digital Printing, Jalan Raya Condet berada tak jauh dari GOR Balai Rakyat tempat rekapitulasi Kecamatan Kramat Jati digelar.
Namun seperti penuturan pegawai Digital Printing, mobil digunakan mengirim Alat Peraga Kampanye (APK) yang dipesan sejumlah KPU tingkat kota dan kabupaten bagi peserta Pemilu 2019.
"Faktanya Digital Print itu banyak menerima order dari KPU, dari Lampung, Konawe, dan lainnya. KPU Jakarta Timur pun pernah. Memang di sana mobilnya sengaja ditempel stiker KPU untuk keamanan," kata Wage di Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (22/4/2019).
Perihal pernyataan seseorang dalam video yang tiba di lokasi pada Minggu (21/4/2019) sekira pukul 01.00 WIB, bahwa sopir melarikan diri, Wage membantah hal tersebut.
Merujuk penuturan pegawai Digital Printing, dia menjelaskan bahwa sang sopir pergi pulang kampung sejak Selasa (16/4/2019) atau sebelum hari pencoblosan berlangsung.
"Sopir itu bukan melarikan diri, sopir itu kerjanya di sana. Pas hari H dia pulang ke Lampung Utara, makannya saat digerebek sopirnya enggak ada. Tuduhannya sangat jauh, istilahnya jauh panggang dari api," ujarnya.
Meski dalam video tak menyebut nama KPU Jakarta Timur, Wage menuturkan viralnya video di media sosial mencoreng nama baik KPU Jakarta Timur sebagai penyelenggara Pemilu 2019.
Dia belum memastikan apakah KPU Jakarta Timur bakal menempuh langkah hukum atas tuduhan pria yang menunujukan wajahnya di video berdurasi 38 detik.