Grace Natalie Blak-blakan Soal Pelaksanaan Pemilu 2019 Hingga PSI yang Tak Lolos ke Parlemen
Dengan ambang batas parlemen sebesar empat persen, menurut Grace Natalie, PSI akan tetap bergerak dan berjuang dari daerah
Tidak pernah lebih dari 10 undang-undang yang dihasilkan selama dua tahun belakangan. Dibanding dengan prolegnas yang sampai 50an lebih.
Nah, kami di PSI sudah membuat aplikasi di Ponsel untuk melihat seluruh kinerja anggota dewan dari PSI setiap harinya.
Bahkan, sampai masa reses, karena reses kan juga dibayar sama kita. Mereka harus terus melaporkan dan harus Live streaming saat rapat di kantor DPRD.
Setiap hari, mereka harus memberikan laporan. Ini distrupsi positif yang akan kami bangun.
Untuk apa? Sebagai tanggung jawab anggota dewan dari PSI ke masyarakat yang sudah memilih.
Kami juga ada sanksi pemecatan 'by sistem'. Jumlah ketidakhadiran lebih dari 10 persen per bulan, pecat.
Penilaian dari masyarakat yang terus kurang dan tidak naik-naik, ya pecat. Itu sudah di aplikasinya sendiri.
Tribun : Tujuannya?
Grace : Menaikkan standar kepedulian masyarakat kepada anggota dewan yang sudah mereka pilih.
Coba lihat deh di Jakarta saja misalnya, dulu saat jamannya Ahok, kita sering dengar tuh ada dana siluman, mafia anggaran dan lain-lain.
Sekarang mana? Kita tidak pernah tahu ada apa di rapat anggaran? Sementara apa-apa semua anggaran bertambah dan berlipat-lipat tanpa ada orang yang tahu. Ini yang ingin kami ubah.
Masyarakat jadi memiliki standar yang bagus. Kami ingin menunjukkan, begini loh seharusnya. Kami juga tahu tidak akan bisa mengubah semua partai lama yang konvesional itu ikut cara kami.
Tapi, setidaknya masyarakat tahu ini loh transparansi kinerja DPRD. Ya hampir mirip sama kerja pegawai perusahaan swasta lah, semuanya harus berdasarkan penilaian.
Ini distrupsi positif yang akan kami lakukan dan semua caleg sedari awal sudah tandatangan kontrak.
• KPK Perpanjang Masa Penahanan Romahurmuziy
• Ketua Umum PBNU: Jangan Sampai Kita Terpecah Hanya karena Pemilu
• Ahmad Dhani Disebut-sebut Tak Lolos DPR, Bagaimana Nasib Manohara di Pileg 2019? Ini Penjelasannya
Tribun : Soal hasil hitung cepat yang menunjukkan PSI di angka 2 persen. Anda kecewa?
Grace : Setelah tahu hasil hitung cepat itu, saya merasakan kami kalah sebenarnya, tapi rasa menang.
Saya sangat terharu banyak yang menyampaikan rasa semangat dan tulisan-tulisan yang menunjukkan rasa semangat dan optimis kepada saya.
Kami akan terus berjalan dengan perjuangan-perjuangan kami.
Tribun : Apakah sudah anda prediksi hasil ini, atau apa yang kurang selama masa kampanye?
Grace : Kami mendapat setidaknya, tiga juta suara dari 50 persen pemilih yang mengenal kami.
Kami berbeda dengan Perindo yang sudah 90 persen lebih popularitasnya. Kami hanya dikenal 50 persen saja, dan mendapat dua persen suara.
Persoalannya, kami melihat di sempitnya waktu untuk sosialisasi, Itu saja sih.
PSI 2014 berdiri, tiga tahun kami membangun infrastruktur partai. Jadi, praktis kami hanya punya waktu satu tahun kurang untuk memperkenalkan diri.
Masyarakat sendiri, baru tahu kalau ada pemiliihan legislatif itu satu sampai dua bulan sebelum pemilihan.
Tribun : Ada penyesalan sudah mengikuti pemilu untuk pertama kalinya?
Grace : Tidak. Kami yakin, pemilih kami memiliki idealisme sendirinya dan memiliki alasan yang kuat kenapa memilih kami. Tiga juta suara ini yang akan kami rawat.
Hitunglah satu orang mengajak satu, artinya sudah enam juta. Dengan mesin partai kami sendiri, mudah-mudahan bisa jauh lebih baik untuk 2024.
Tribun : 269 Daerah akan Pilkada di tahun 2020. Akan majukan kader?
Grace : Dilihat dulu. Sebenarnya ada yang potensial beberapa di daerah, Sangat mungkin untuk kami ajukan. Kalau memang bagus, kenapa tidak dicoba kan?
Tribun : Apabila ada pihak luar ingin mengakuisisi partai ini, membuka kemungkinan?
Grace : Enggak lah. Enak aja. (amriyono)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ketika Ketua Umum PSI Tak Lolos Parlemen, Grace Natalie: Kami Sebenarnya Kalah Tapi Rasa Menang